Jokowi Menerima Gelar Adat, Syarwan Hamid Mengembalikan

Berita Terkini - Akhirnya, Datuk Seri Lela Setia Negara Letjend (Pur) TNI Syarwan Hamid resmi mengembalikan gelar adat dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau yang diperolehnya, Rabu (19/12/18). 

Pengembalian gelar adat yang diperoleh beberapa tahun lalu ini sebagai wujud kekecewaan kepada pucuk pimpinan LAM Riau yang memberikan gelar adat kepada Presiden Jokowi. Mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) ini menilai pemberian gelar adat kepada Jokowi ini tidak melibatkan seluruh pemangku kepentingan adat dan kuat nuansa politisnya.

Tampak Syarwan Hamid datang ke Gedung LAM Riau dengan mengenakan pakaian adat dan berkursi roda serta dikawal para tokoh masyarakat dan adat, terutama dari Laskar Melayu. 

Pengembalian gelar adat ini juga dilaksanakan dalam upacara adat yang dipimpin Syafruddin Saan (mantan anggota DPRD Riau) dan diterima oleh Tarlaili dan Khaidir, pengurus Dewan Pimpinan Harian LAM Riau. Gelar adat yang dikembalikan ini akan diserahkan kembali kepada Majelis Adat. 

"Sebagai protes pemberian gelar kehormatan kepada Presiden Joko Widodo, maka kehormatan yang pernah diberikan kepada saya berupa gelar tertinggi oleh LAM Riau dengan ikhlas saya kembalikan, " tegas Syarwan, saat itu. 

Beliau menyatakan, alasan sikap ketidaksetujuannya pemberian gelar kepada Jokowi tersebut, karena pemberian gelar diberikan di tahun politik yang dinilainya sangat kental dengan kepentingan politik. 

"Alasan pemberian gelar sangat dicari-cari dan dianggap tidak wajar. Pada hal apa yang sudah diberikan daerah ini kepada negara sangat tak sebanding," ujarnya. 

Mantan Kassospol ABRI tahun 1996 ini
menganggap pemerintahan di bawah kepemimpinan Jokowi saat ini telah membahayakan masa depan bangsa. Seperti kebijakan terhadap Cina dan cenderung melakukan pembiaran bagi tumbuh kembang gerakan komunis di Indonesia. 

Sempat terjadi insiden, sebelum diserahkan gelar adat tersebut, Syarwan membentak dua utusan LAM Riau karena hanya berpakaian biasa. Sedangkan Syarwan beserta rombongan yang mengawalnya lengkap memakai kebesaran adat Melayu. 

Menurutnya, tindakan mereka ini tidak mencerminkan sebagai orang yang paham adat dan tata krama. 

"Saya datang ke sini memakai pakaian adat. Anda lihat yang lain memakai pakaian adat juga. Anda lihat, kenapa tidak telanjang saja, tidak ada tata krama," ungkap Syarwan dengan nada tinggi. [brt]