Anggaran Tembok Dikurangi, Trump Tetapkan Status Darurat

Berita Terkini - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bersikeras untuk membangun tembok di perbatasan AS-Meksiko, meski tahu dana yang dimiliki pemerintahannya kurang. Alih-alih menyerah, Trump memilih menetapkan status darurat nasional untuk mendapatkan lebih banyak dolar kebijakan yang telah dijanjikan.

Presiden yang berasal dari Partai Republik itu bahkan tak memedulikan keputusan Kongres, yang menyetujui anggaran jauh lebih sedikit dari yang diusulkannya. Trump mengatakan, dia akan menggunakan tindakan eksekutif untuk menyedot miliaran dolar dari konstruksi militer federal dan melakukan berbagai upaya untuk membangun tembok itu.

Tak ayal, langkah itu langsung menuai kritik dan diperkirakan akan ditentang. "Saya bisa saja membangun tembok itu dalam jangka waktu yang lebih lama. Tapi saya tidak perlu melakukan itu, karena saya lebih suka melakukannya lebih cepat," kata dia seperti dilansir AP, Sabtu (16/2).

Dalam Rancangan Undang-Undang yang sedang dibahas, Kongres hanya menyetujui anggaran untuk perbatasan sekitar 1,4 miliar dolar AS. Angka itu jauh dari perkiraan kebutuhan Trump yang mencapai 5,7 miliar dolar. Menurut dia, anggaran yang disetujui Kongres hanya akan membiayai seperempat dari lebih dari 200 mil (322 kilometer) yang ia inginkan tahun ini.

Karena itu, untuk menutupi kekurangan itu, Trump mengumumkan akan menghabiskan sekitar 8 miliar dolar, menggabungkan uang yang disetujui oleh Kongres dengan dana yang ia rencanakan untuk digunakan kembali melalui tindakan eksekutif, termasuk darurat nasional.

Akibat rencana itu, oposisi di Kongres meluas. Kongres umumnya menentang kebijakan Trump yang menetapkan status keadaan darurat. Tentangan itu bahkan datang dari partainya sendiri.

Kabar bahwa Trump akan mengumumkan keadaan darurat memicu kecaman dari Partai Demokrat. Bahkan, partai yang menjadi oposisinya itu mengancam akan melakukan tindakan secara hukum lantaran tindakan Trump akan menghilangkan uang federal dan dapat diindikasikan sebagai penyalahgunaan wewenang.

Namun, dengan nada suara yang sangat nyaring, Trump menggambarkan mengatakan, meski akan ditentang, dirinya akan tetap melakukan keputusannya. "Sedihnya, kita akan dituntut dan sayangnya itu akan melalui proses, dan saya pikir, kita akan menang," kata dia.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi menyebut tindakan Trump sebagai deklarasi tidak sah atas krisis yang tidak ada. Menurut dia, tindakan Trump ibarat melakukan kekerasan besar pada konstitusi AS.

"Tindakan Presiden jelas-jelas melanggar kekuatan eksklusif keuangan Kongres, yang telah diatur dalam Konstitusi. Kongres akan membela otoritas konstitusional kita di Kongres, di pengadilan, dan di depan umum," kata dia. [rep]