Novel Bamukmin Klarifikasi soal PA 212 Curiga Ahok Balas Dendam Lewat PDIP

Novel Bamukmin Klarifikasi soal PA 212 Curiga Ahok Balas Dendam Lewat PDIP

Berita Terkini - Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menyebut PA 212 curiga bergabungnya Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok ke PDIP lantaran ingin balas dendam. Pernyataan itu disampaikan Adi setelah dia mengaku berdiskusi dengan alumni PA 212 Novel Bamukmin. Novel memberi penjelasan terkait pernyataan Adi.

"Sebenarnya sih bergabungnya BTP ke PDIP adalah hal biasa biasa saja karena BTP kan sudah yang keempat kalinya masuk partai yang sebelumnya di Partai Pembaharuan Indonesia, Golkar, Gerindra dan sekarang PDIP. Saya melihat di PDIP sangat cocok bergabungnya BTP karena ada persamaan karakter sehingga Ahok bisa lebih mengasah dirinya di PDIP," kata Novel saat dikonfirmasi, Senin (11/2/2019).

Novel mengaku hanya khawatir sembari berharap Ahok tak balas dendam terhadap kasus yang pernah menimpanya. Novel juga berharap PDIP bisa membina Ahok.

"Saya hanya mengkhawatirkan semoga bergabungnya BTP ini tidak menjadi ajang balas dendam atas masalah yang pernah terjadi dengan kasus hukum BTP ini. Semoga PDIP bisa membina BTP dengan baik agar BTP tidak kembali membuat kegaduhan dan kekisruhan negara ini," sebut Novel.

"Saya berharap tidak balas dendam dan tidak bikin gaduh lagi terhadap bangsa dan negara ini," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, Adi mengaku mendapat informasi langsung dari Ketua Media Center PA 212 Novel Bamukmin. Ahok dicurigai akan menggunakan PDIP sebagai kendaraan politik untuk memperoleh lagi kekuasaan. 

Ahok dicurigai ingin menjadikan PDIP sebagai alat untuk membalas dendam pada kelompok yang memenjarakannya.

"Semalam saya diskusi dengan Alumni 212 Novel Bamukmin, dia ngomong bahwa di PA 212 itu mencurigai kembalinya Ahok ke PDIP dikhawatirkan menjadi ajang untuk membalas dendam kepada kelompok yang mengkriminalkan Ahok," ujar Adi di restoran Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (10/2).

"Jadi kelompok 212 sekalipun Ahok hanya anggota biasa di PDIP dikhawatirkan dia mengakumulasi kekuatan politiknya di PDIP apalagi berpotensi jadi menteri dan seterusnya. Ini akan menjadi ancaman besar terhadap 212," katanya.[dtk]