Islamopobhia Datang dari Dalam, Term Alquran Dipersoalkan

Islamopobhia Datang dari Dalam, Term Alquran Dipersoalkan


Oleh: Furqan Jurdi*

KAFIR Itu terminologi Alquran untuk membedakan antara yang haq dan yang bathil. Kafir adalah sumber kebathilan.

Itu terminologi Alquran, yang tidak bisa anda rubah. Apalagi dengan menggunakan alasan "tidak enak".

Kafir bukan cacian atau semacamnya. Kafir adalah label bagi siapapun yg tidak mengakui Islam. Begitupun bagi agama Budha, Hindu, Kristen dan Yahudi, mereka punya term masing-masing,

Alquran menggunakan istilah kafir bukan menyudutkan, tetapi memberi garis pemisah antara orang yang menutup diri dari ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW. 

Dan para ulama, ahli hadits bulat berpendapat bahwa kafir itu penyebutan bagi mereka yg tidak mengakui Allah Esa, dan Muhammad UtusannNya.

Yahudi tidak Esa, karena ia mengakui Uzair anak Allah. Kristen bukan agama yg Esa, karena ia mengakui bahwa Yesus anak Tuhan (khusus pandangan umat Islam)

Tiga agama semitik ini rumpunnya sama, tetapi berbeda karena kaumnya salah menafsirkan. 

Tetapi Islam, tetap otentik, tidak ada perubahan, kitab sucinya masih original, tidak ada penambahan maupun penghapusan di dalamnya.

Jadi keinginan untuk mengaburkan istilah kafir dan mencari kompromi dari Istilah itu untuk diubah, saya takut Islam dan Alquran akan dirubah pula, sebagaimana sejarah dua agama besar sebelum Islam itu.

Seharusnya term Alquran itu harus dibumikan oleh umat Islam, bukan memudarkannya.

Allah memperketat semua istilah itu, Untuk memisahkan yang benar dan bathil.

Kata syariat, yang digunakan untuk menentukan "cara jalan" bagi umat Islam agar selamat "di sini" dan "di sana".

Kata jihad, digunakan oleh umat Islam untuk berusaha menegakkan syariat Islam itu dalam kehidupan umat manusia.

Kata kafir, untuk membedakan antara mana yang tersesat, mana yang lurus. Yang haq dan bathil.

Terminologi Alquran tidak abu-abu, ia jelas, mengandung perintah, lararangan, nasehat dan sejarah yang hikmahnya begitu melimpah ruah.

Mengkompromikan terminologi Alquran hanya karena perasaan tidak enak, lalu mengambil jalan untuk menghilangkan itu dalam konsep dan realitas hidup umat Islam,  sama dgn menghilangkan perintah Alquran.

Kalau kita baca surat Al Fath, jelang Fathu Mekkah, dalam ayat 29 dengan tegas mengatakan, "Muhammadur rasulullah, wã-ladzina ma'ahu asyidda'u 'alal Kuffar"

Ayat itu menggambarkan karakter umat Muhammad. Mereka mencintai sesama mereka dan keras kepada orang kafir.

Jadi memang orang-orang kafir itu adalah sumber kerusakan dimuka bumi. Maka Allah berulang-ulang kali menyebutnya sebagai manusia yang celaka. Dan memerintahkan muslim untuk menjauhinya.

Inilah kenapa term Alquran itu penting untuk dipahami oleh umat Islam. Penting pula untuk diulang-ulang dalam percakapan umat Islam, untuk dapat menjadi renungan bagi keselamatan dunia dan akhirat.

Demikianlah sesungguhnya Allah mengatur percakapan antara Diri-Nya dengan hambaNya, agar hamba mengerti tentang apa yang dilarang dan yang diperintah oleh Tuhannya. 

*) Penulis adalah ketua Umum Komunitas Pemuda Madani