Kenapa Prabowo Terima JK, Tetapi Tolak Luhut?

Kenapa Prabowo Terima JK, Tetapi Tolak Luhut?
Berita Terkini - Pilpres 2019 telah usai, namun dalam perjalanannya salah satu kubu yakni paslon 02 Prabowo-Sandi menuding pelaksanaan pilpres penuh kecurangan. Walhasil, Prabowo-Sandi tak mengakui hasil pilpres.

Tuduhan kecurangan itu bahkan menyulut aksi massa dari pendukung Prabowo-Sandi. Setelah real count KPU dan Jokowi-Ma'ruf Amin dinyatakan sebagai pemenang, paslon petahana itu pun membuka ruang untuk rekonsiliasi.

Namun, Prabowo-Sandi tak ingin menerima utusan Jokowi, yakni Luhut Binsar Pandjaitan. Kabar diutusnya Luhut pertama sekali muncul dari Direktur Komunikasi dan Media BPN Hashim Djojohadikusumo.

"Pak Luhut Panjaitan akan ketemu Pak Prabowo,” kata Hashim di Media Center Prabowo-Sandi, Jakarta Selatan, Sabtu (20/4).

Alasannya, pada saat itu, Prabowo ingin fokus mengawal penghitungan suara mereka di pemilu. "Pak Prabowo dan Pak Sandi fokus menjaga moral tim untuk memperjuangkan kemenangan," kata Direktur Materi dan Debat BPN Sudirman Said. 

Hal senada juga disampaikan Koordinator Jubir BPN Dahnil Anzar Simanjuntak "Sampai dengan malam ini, Pak @prabowo belum dan tidak memutuskan menerima utusan Pak Jokowi yakni Pak Luhut untuk bertemu beliau di Kertanegara. Pak Prabowo masih fokus memperjuangkan dan mengawal agar rakyat terus mengawal C1," ungkap Dahnil dalam cuitannya di akun Twitter @Dahnilanzar, Sabtu (20/4).

Dengan kata lain Luhut ditolak Prabowo. Tetapi belakangan seiring dengan konstelasi politik, Prabowo akhirnya mau bertemu kubu Jokowi, walau bukan Luhut.

Prabowo mau menemui Jusuf Kalla (JK) yang juga menjadi bagian tim pemenangan Jokowi. Pada Kamis (23/5) sore, Prabowo menemui Dewan pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) yakni JK.

Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Maher Algadri membenarkan adanya pertemuan itu. Namun, ia mengaku tak mengetahui pasti lokasi pertemuan karena ia tak ikut dalam agenda itu.

"Benar. Tempatnya saya enggak jelas di mana," kata Maher kepada wartawan, Jumat (24/5).

Maher mengatakan pertemuan JK dan Prabowo bertujuan untuk bertukar pikiran soal kondisi terkini pascapemilu. Apalagi, kata dia, sebelum pertemuan terjadi, komunikasi melalui telepon sering diterima oleh Prabowo.

"Ya biasa komunikasi, tukar pikiran. Kan semua orang dalam keadaan kayak begini risau. Telepon menelepon terjadi antara banyak orang. Ada yang menelepon Prabowo, yang di pemerintah ada yang bukan pemerintah, ada yang pensiun ada," kata dia.

Sumber kumparan memberi bocoran soal isi pertemuan yang amat berarti bagi kondisi politik terkini. Dalam pertemuan itu, Prabowo menyampaikan pesan atau semacam harapan kepada pemerintah.

Pertama, Prabowo meminta agar pemerintah mengusut tuntas kematian 486 orang petugas KPU yang bertugas di Pemilu 2019. Tak hanya itu, Prabowo juga menyoroti tewasnya 8 orang dalam kerusuhan berdarah pada 21-23 Mei di Jakarta,.

"Prabowo minta polisi ditarik diganti dengan TNI guna menghindari kekerasan karena rakyat menganggap TNI lebih dekat dengan mereka," ucap sumber kumparan soal materi lain dalam pertemuan itu.

Pesan lain Prabowo adalah meminta pemerintah membebaskan tahanan politik yang ditahan karena perbedaan sikap politik dengan pemerintah.

Namun dari semua proses politik itu muncul sebuah tanya. Prabowo mau bertemu JK, tetapi mengapa menolak bertemu Luhut? [kp]