Mahfud MD: Isu Referendum Cuma Suara Sosmed, Orang Liar saja

Mahfud MD: Isu Referendum Cuma Suara Sosmed, Orang Liar saja
Berita Terkini - Degradasi demokrasi disebut Mahfud MD tengah menjadi gejala di Indonesia.

Hal ini dibuktikan dengan adanya upaya untuk merendahkan dengan tak percaya terhadap hasil pemilu sebagai representasi dari proses demokrasi.

Upaya itu, kata Mahfud, terlihat dari adanya skenario yang sengaja diciptakan untuk mengacaukan keadaan pada aksi 21-22 Mei 2019 lalu.

Kekacauan tersebut sengaja dibuat oleh pihak yang ingin merendahkan demokrasi yang memang sedang stagnan.

"Demokrasi yang sudah stagnan itu mau diturunkan lagi ke cara-cara anarkis. Apa pun alasannya, itu soal lain, itu kita bisa berdebat apakah cukup alasan untuk melakukan itu atau tidak," sebutnya dalam Dialog Kebangsaan bersama cendekiawan dan tokoh kampus DIY di Universitas Alma Ata Yogyakarta, Rabu (29/5/2019) sore.

Sekarang ini, sebut Mahfud, mulai muncul gangguan kebangsaan. Cara anarkis tersebut membuat isu referendum muncul di berbagai daerah. Isu itu merespon ketidakpuasan dengan kondisi keamanan nasional akibat aksi kemarin.

"Misalnya dari Aceh itu, [kata] Muzakir Manaf, 'kalau Indonesia buruk seperti ini, demokrasi tidak adil seperti ini, kita akan referendum'. Referendum juga mendapat sahutan di mana-mana, Sumatera Barat, Kalimantan, dan macam-macam, sudah nyaut meski itu bukan representasi rakyat tapi representasi medsos saja. Orang liar saja, tapi sudah mulai mengganggu perjalanan proses demokrasi kita," tandasnya.

Kendati demikian, Mahfud mengajak masyarakat dan peserta pemilu untuk bersabar dan menunggu hasil akhir yang akan diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Saat ini pemilu masih berproses dan nantinya akan final di meja MK.

"Saat ini proses pemilu sudah dibawa MK tidak ada jalan lain memang untuk menyelesaikan masalah ini, menurut UUD putusannya bersifat final dan mengikat, begitu diputus semua harus tunduk," tandasnya. [mc]