Arus Mudik Lancar, Jumlah Pemudik 2019 Turun 1 Juta Orang Dibanding Tahun Lalu

Arus Mudik Lancar, Jumlah Pemudik 2019 Turun 1 Juta Orang Dibanding Tahun Lalu
Berita Terkini - Arus mudik Hari Raya Idul Fitri 1440 hijriah terbilang cukup lancar. Tak ada kemacetan yang mengular panjang seperti tahun-tahun sebelumnya. Adanya penurunan jumlah pemudik menjadi salah satu penyebabnya.

Dari data sementara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang dipublis di Sistem Informasi Angkutan dan Sarana Transportasi Indonesia (SIASATI) per Kamis (6/6) pukul 13.40, didapati bahwa ada penurunan jumlah pemudik cukup drastis dibanding 2018. Dari seluruh moda transportasi mulai, tranportasi jalan, kereta api, pesawat, kapal laut, dan penyeberangan dalam skala nasional angka pemudik menurun sekitar 1 juta orang.

Di tahun ini dari data SIASATI pemudik pada H-7 sampai dengan H-1 lebaran hanya 7.074.406 orang. Sedangkan di tahun 2018 pada periode yang sama angkanya 8.023.507 orang.

Mode transportasi kereta api menjadi satu-satunya yang mengalami kenaikan. Pada H-7 tahun 2018 naik 12,17 persen dari 245.042 penumpang menjadi 274.866 penumpang di H-7 tahun sekarang. Pada H-6 naik 4,57 persen dari 268.910 penumpang menjadi 281.199 penumpang. Pada H-5 naik 1,18 persen dari 274.897 penumpang menjadi 278.153 penumpang.

Sedangkan H-4 tahun sekarang naik 14,01 persen menjadi 292.022 penumpang dari 256.138 di H-4 2018. Pada H-3 naik 10,72 persen dari 251.340 penumpang menjadi 278.282 penumpang. Pada H-2 naik 3,53 persen dari 266.129 menjadi 275.535 dan pada H-1 naik 3,59 persen dari 231.053 penumpang menjadi 239.356 penumpang.

Total penumpang terbanyak di arus mudik 2019 terjadi di Daop 1 dengan total 639.302 penumpang. Disusul dengan Daop 2 sebanyak 475.848 penumpang, dan Daop 3 dengan jumlah penumpang 348.878. Sisanya terbagi di Daop lainnya.

Sementara itu angkutan penyeberangan pada H-7 tahun 2019 naik 23,72 persen dari H-7 tahun 2018. Dari 184.031 penumpanh menjadi 227.682 penumpang. Pada H-6 juga naik 5,05 persen dari 269.978 penumpang menjadi 283.612 penumpang. Namun penurunan 3,29 persen terjadi di H-5 dari 304.212 penumpang menjadi 294.206 penumpang.

Di H-4, jumlah pemudik kembali naik 21,13 persen dari 282.201 penumpang pada 2018 menjadi 341.825 penumpang di 2019, sebelum kembali turun di H-3 sebanyak 23,12 persen dari 347.630 penumpang menjadi 267.256 penumpang.

Pada H-2 juga turun 24,48 persen. Dari 292.098 penumpang menjadi 220.585 penumpang, dan pada H-1 turun 13,13 persen dari 159.419 penumpang menjadi 138.484 penumpang.

Pelabuhan penyeberangan Merak, Banten dan Bakauheni Lampung menjadi yang tersibuk melayani penumpang dengan jumlah 129.486 dan 26.314. Pelabuhan Gilimanuk Bali menyusul dengan total penumpang 11.167. Sisanya terbagi disejumlah pelabuhan lainnya.

Angkutan laut mengalami grafik naik turun pada musim mudik 2018 dan 2019. Seperti pada H-7 naik 24,98 persen dari 51.738 penumpang menjadi 64.662 penumpang. Pada H-6 naik 20,94 persen dari 67.344 penumpang menjadi 81.446 penumpang. Pada H-5 turun 18,79 persen dari 82.029 penumpang menjadi 66.619 penumpang.

Sesangkan di H-4 naik 3,94 persen dari 76.140 penumpang menjadi 79.143 penumpang. Pada H-3 turun 10.22 persen dari 79.400 penumpang menjadi 71.283 penumpang. Pada H-2 naik 0,70 persen dari 79.433 penumpang menjadi 79.998 penumpang. Dan H-1 turun 11,76 persen dari 51.791 penumpang menjadi 45.702 penumpang.

Pelabuhan terpadat musim mudik 2019 yaitu Batam dengan total penumpang 141.767. Kemudian Tanjung Balai Karimun 96.979 penumpang, Tanjung Pinang 57.559 penumpang. Sisanya terbagi di tempat lainnya.

Sementara itu untuk angkutan udara terjadi penurunan signifikan antara arus mudik 2018 dan 2019. Seperti pada H-7 turun 23,04 persen dari 300.892 penumpang menjadi 231.581 penumpang. H-6 turun 20,07 persen dari 309.801 penumpang menjadi 247.611 penumpang. H-5 turun 22,57 persen dari 298.441 penumpang menjadi 231.074 penumpang.

Sedangkan pada H-4 turun 13,68 persen dari 293.294 penumpang menjadi 253.169 penumpang. H-3 turun 21,72 persen dari 291.900 penumpang menjadi 228.490 penumpang. H-2 turun 27,54 persen dari 301.400 penumpang menjadi 218.400 penumpang. Di H-1, jumlah penumpang turun 37,23 persen dari 277.108 penumpang menjadi 173.952 penumpang.

Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Banten menjadi yang terpadat dengan memberangkatkan 547.612 penumpang. Disusul Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur dengan 115.962 penumpang, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dengan 112.214 penumpang. Sisanya terbagi disejumlah bandara lainnya.

Terakhir untuk angkutan jalan juga terjadi penurun sejak H-7 sampai H-1 dibanding periode serupa pada tahun 2018. Yakni pada H-7 turun 17,24 persen dari 195.181 pemudik menjadi 161.537 pemudik. H-6 turun 16,39 persen dari 246.875 pemudik menjadi 206.419 pemudik. H-5 turun 35,10 persen dari 288.265 pemudik menjadi 187.078 pemudik.

Begitu pula dengan H-4 turun 29,98 persen dari 272.516 pemudik menjadi 190.819 pemudik. H-3 turun 25,09 persen dari 285.500 pemudik menjadi 213.857 pemudik. H-2 turun 33,91 persen dari 302.289 pemudik menjadi 199.785 pemudik. H-1 turun 38,24 persen dari 231.340 pemudik menjadi 142.872 pemudik.

Terminal terpadat yang melayani pemudik yaitu Purabaya dengan penumpang 328.860. Kemudian terminal Tirtonadi dengan 160.188 penumpang, dan Purboyo 123.975 penumpang. Sisanya terbagi disejumlah terminal lainnya.

Komandan Harian Angkutan Lebaran Kemenhub Gede Pasek Suardika mengatakan sampai saat ini masih belum ada data final jumlah pemudik 2019. Angka yang saat ini terlampir di SIASATI masih bersifat dinamis. Pengumpulan data masih terus dilakukan dengan menerima laporan dari sejumlah wilayah. Oleh sebab itu Kemenhub belum dapat menyimpulkan arus mudik 2019 menurun atau meningkat dari tahun 2018.

“Ya belum, nanti dari Pusdikom yang akan mengekpos karena mereka yang bertanggungjawab dengan Litbang,” ujar Gede di Posko Angkutan Lebaran Kemenhub Jakarta, Kamis (6/6).

Atas dasar itu, Gede belum bisa menyimpulkan lancarnya arus mudik tahun ini karena penurunan angka pemudik atau memang efek dari banyaknya infrastruktur yang telah dibangun.

“Data itu yang belum bisa dirilis. Yang pasti jelas yang normatif peningkatan infrastruktur segala macam, apakah jadi penurun (pemudik) itu masih belum disimpulkan,” kata Gede.

Kesimpulan resmi Kemenhub akan disampaikan jika data sudah masuk seluruhnya dari semua wilayah Indonesia. Data tersebut kemudian di evaluasi terlebih dahulu sebelum diungkap ke publik.

Sementara itu, Jasa Marga mencatat bahwa hingga H-1 lebaran kemarin, tercatat ada 1.216.859 kendaraan yang meninggalkan Jakarta. [jc]