Peran BG hingga JK di Balik Pertemuan Jokowi-Prabowo

Peran BG hingga JK di Balik Pertemuan Jokowi-Prabowo
BERITA TERKINI - Setelah terkatung-katung hampir tiga bulan, pertemuan antara dua pucuk elite politik, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, terlaksana kemarin. Menandai proses rekonsiliasi sekaligus meredam tensi politik yang memanas sepuluh bulan terakhir.

Beberapa sosok menjadi ”aktor” di balik pertemuan tersebut. Berkomunikasi untuk menjembatani dua kubu. Siapa mereka?

Budi Karya Sumadi, menteri perhubungan yang juga salah satu orang kepercayaan Jokowi, menuturkan, beberapa orang berperan di balik terwujudnya pertemuan itu. Di antaranya hadir mendampingi Jokowi dan Prabowo kemarin. “Ada Pak Pram (Seskab Pramono Anung, Red), Pak BG (Kepala BIN Budi Gunawan, Red), Pak Edhy Prabowo (Waketum Partai Gerindra, Red),” ujarnya di FX Sudirman, Jakarta, kemarin.

Namun, Budi tidak membeberkan secara detail peran masing-masing. Termasuk intensitas komunikasi yang mendahului pertemuan Jokowi dan Prabowo.

Pramono Anung mengakui bahwa komunikasi antara dirinya dan beberapa kolega di TKN dengan kubu Prabowo terus terjalin. Rencana pertemuan dibahas sejak lama. Namun, karena berbagai kesibukan dan lain hal, pertemuan baru bisa direalisasikan kemarin.

Mantan wakil ketua DPR itu menyebut peran Budi Gunawan yang cukup intens dalam membantu komunikasi. “Pak Budi Gunawan ini kan kepala BIN. Tentunya bekerja tanpa ada suara,” kata politikus senior PDIP tersebut.

Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengungkapkan, Wakil Presiden Jusuf kalla juga sangat berpengaruh dalam terselenggaranya pertemuan kemarin. Sejak 1 Mei, lanjut dia, JK selalu berkomunikasi agar apa pun hasil pilpres bisa diterima kedua pihak. Komunikasi itu berlanjut pasca keributan 22 Mei di Bawaslu dan berulang setelah keluarnya putusan MK.

JK ingin pertemuan segera dilakukan demi mencairkan suasana. “Tapi, tidak gampang mengatur dua tokoh ini bertemu walau keduanya sebenarnya mereka sangat dekat,” ujarnya. Titik terang diperoleh pada Jumat pagi (12/7) hingga pertemuan bisa dilaksanakan esok harinya.

Menurut dia, JK juga mengusulkan pertemuan tidak perlu formal dan tidak membahas politik. “Kita harus salut dan berterima kasih sama Pak JK.”

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menilai momen pertemuan Jokowi dengan Prabowo sangat tepat. Pertemuan itu mengirim sinyal ke pendukung masing-masing agar dilakukan rekonsiliasi massa di tingkat akar rumput. Bahwa kontestasi pilpres sudah selesai.

“Pertemuan pagi tadi (kemarin pagi, Red) luar biasa bagus dan harus diapresiasi,” katanya.

Pertemuan dua tokoh tersebut, ujar Burhanuddin, sangat efektif untuk menurunkan tensi ketegangan kedua pendukung. Meskipun itu juga belum sepenuhnya. Sebab, masih ada kelompok-kelompok pendukung yang tidak terima dengan pertemuan keduanya. “Apa pun itu, keduanya sudah menunjukkan cara berdemokrasi beradab. Bahwa pascapemilu harus berangkulan lagi,” paparnya.

Di sisi lain, Burhanuddin menangkap sinyal bahwa pertemuan Jokowi dengan Prabowo mengindikasikan terbukanya pintu koalisi. Pembicaraan yang selama ini berlangsung di belakang layar sedikit demi sedikit mulai muncul ke permukaan. Kemungkinan koalisi itu tidak sekadar mengakomodasi kepentingan Gerindra di kabinet. Koalisi seperti itu dinilai sangat politis dan pragmatis.[jpc]