Jokowi Pilih Kaltim jadi Ibu Kota Baru, Ternyata Rawan Banjir

Jokowi Pilih Kaltim jadi Ibu Kota Baru, Ternyata Rawan Banjir
BERITA TERKINI -  Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengumumkan pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur. 

Ibu Kota baru akan berada di daerah Penajem Paser dan Kutai Kertanegara.

Kendati demikian, Kaltim bukan berarti terbebas dari bencana lain.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan bahwa Kaltim rawan banjir.

Bahaya banjir terjadi di wilayah dekat hulu daerah aliran sungai (DAS).

Plh Kapusdatin BNPB Agus Wibowo menuturkan, daerah rawan banjir terjadi di DAS tersebut, yakni Kabupaten Kutai Kartanegara dan Samarinda.

Kemudian Kaltim memiliki deforestasi atau penggundulan hutan cukup tinggi.

Penggundulan hutan tersebut dapat memicu adanya banjir.

Selain itu, di Kaltim banyak ditemukan kasus pembakaran lahan hutan.

Sehingga, asap akan menganggu wilayah yang terkena.

Kemudian, BNPB menuturkan adanya potensi pencemaran minyak di wilayah laut.

Pasalnya, Kaltim menjadi jalur pelayaran antar pulau, ke Jawa maupun ke Sulawesi.

Sementara itu meski minim, bukan berarti Kaltim merupakan daerah bebas gempa.

Hal itu dijelaskan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami (BMKG), Daryono.

Daryono menjelaskan, ada tiga struktur sesar sumber gempa berada di Kalimantan Timur saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/8/2019).

"Secara geologi dan tektonik, di wilayah Provinsi Kaltim terdapat 3 struktur sesar sumber gempa, yakni Sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Paternostes," kata Daryono

Dari tiga sesar tersebut, dua di antaranya masih aktif.

Dua sesar tersebut antara lain Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat.

Sesar Maratua berada di Kabupaten Berau.

Sedangkan, Sesar Mangkalihat berada di Kutai Timur.

Pada peta seismisitas, dua zona sesar itu memiliki aktivitas kegempaan yang cukup tinggi.

Dua zona besar itu juga membentuk klaster sebaran pusat gempa dari barat ke timur.

Dengan adanya tiga sesar tersebut, Daryono meminta masyarakat melakukan upaya mitigasi.

"Risiko bencana di daerah rawan dapat kita tekan sekecil mungkin dengan upaya mitigasi yang benar, tepat, dan sungguh-sungguh," imbaunya.

Sementara itu, di Kalimantan Timur sempat terjadi gempa beberapa kali.

Berikut catatan gempa yang pernah terjadi di Kalimantan Timur:

1. Gempa dan Tsunami Sangkulirang terjadi pada 14 Mei 1921.

2. Gempa Tanjung Mangkalihat berkekuatan M 5,7 pada16 November 1964.

3. Gempa Kutai Timur berkekuatan M 5,1 pada 4 Juni 1982.

4. Gempa Muarabulan, Kutai Timur, berkekuatan M 5,1 pada 31 Juli 1983.

5. Gempa Mangkalihat berkekuatan M 5,4 pada 16 Juni 2000.

6. Gempa Tanjungredep berkekuatan M 5,4 pada 31 Januari 2006.

7. Gempa Muaralasan, Berau, berkekuatan M 5,3 pada 24 Februari 2007.