BUMN Diambang Kebangkrutan, Erick Thohir Ngapain Sih..!?

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (Foto: okezone.com)

BERITA TERKINI – Direktur Eksekutif Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi mengatakan bahwa BUMN terancam technically bankrupt sebagai akibat dari krisis ekonomi dampak virus Corona.

Iapun mengingatkan Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengabaikan ambisi pribadinya menuju pilpres 2024 dan berfokus pada penyelamatan ekonomi yang sedang terancam krisis.

“Jangan cuma tebar pesona sana-sini buat Pilpres 2024. Bikin isu Asabri, mafia alkes dan obat-obatan, tapi menguap nggak jelas.

Sibuk bongkar-pasang pejabat biar terlihat kerja. Padahal orang-orangnya itu-itu lagi aja. Nggak jauh-jauh dari orangnya dia.

Bahkan beredar bansos dan muncul deklarasi Erick Thohir The Next President. Apa-apa an ini? Masih lama, kerja dulu yang benar.

Itu Utang BUMN udah lebih dari 5 ribu triliun. Sekarang 13 BUMN terancam gagal bayar obligasi yang jatuh tempo tahun ini sekitar 30 triliun.

Kalau nggak ada langkah kongkret dipastikan makin parah.

Jangan hanya mengambinghitamkan Covid-19 karena utang itu dalam kondisi apa pun harus dibayar,” ujar R Haidar Alwi, sebagaimana dikutip dari Threechannel.co (6/5/2020).

Haidar menegaskan bahwa BUMN merupakan detak jantung perekonomian nasional. Karenanya tidak boleh mempersulit dan membebani negara.

“BUMN ini kan penyangga ekonomi nasional dan penyumbang pendapatan negara. Tapi kalau kenyataanya malah mempersulit atau menjadi beban bagaimana? Apa mau mengandalkan suntikan dana dari pemerintah? Masalahnya, perekonomian nasional juga sedang tidak bagus.

Jika terus berlanjut, bukan tidak mungkin krisis 1997-1998 akan terulang kembali, bisa jadi lebih parah.

Oleh sebab itu, hal ini harus jadi perhatian serius. Dalam situasi menghadapi krisis, biasanya muncul berbagai skandal. Misalnya tahun 1998 ada skandal BLBI dan 2008 skandal Bank Century,” papar R Haidar Alwi.

Menurut data yang diamati Haidar, saat ini BUMN sangat tergantung pada utang dan berpotensi terjadi kesulitan likuiditas hingga technically bankrupt. Karena hal itu, pemerintah harus secepatnya mengambil langkah penyelamatan secara profesional.

“Artinya apa? Sebagian besar Aset (68%) dibiayai dengan Utang. Jika tidak disikapi dengan baik, BUMN akan kesulitan likuiditas hingga technically bankrupt.

Pemerintah harus mengambil langkah-langkah konstruktif penyelamatan BUMN dengan dikelola secara profesional, bukan dengan menyerahkannya kepada klan atau koloni tertentu seperti yang saat ini terjadi di bawah kepemimpinan Erick Thohir dan mirip era Rini Soemarno. Kalau begitu caranya, gimana BUMN bisa sehat dan tahan terhadap krisis?” tegas R Haidar Alwi.[Aks]