Cerita Sandiaga Pernah Kena PHK Hingga Bisa Bangkit Saat Krismon 98

BERITA TERKINI - Terpuruknya ekonomi akibat pandemik Covid-19 yang saat ini melanda Indonesia tak serta merta membuat generasi muda pasrah dengan keadaan.

Banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dialami anak muda belakangan ini harus menjadi momentum untuk berwirausaha.

“Krisis itu membuat lebih siap, ini krisis yang belum pernah kita hadapi sebelumnya. Badai pasti berlalu, terus kerja keras. Buat yang PHK mungkin ini jalan yang sama seperti yang saya hadapi 20 tahun lebih yang lalu, kesempatan mereka membuka usaha, mencari peluang,” kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Salahuddin Uno dalam keterangannya, Sabtu (18/7).

Ia bercerita bahwa dirinya juga pernah menjadi korban PHK dari perusahaan tempatnya bekerja pada saat terjadinya krisis moneter tahun 1997-1998 silam.

“Kami harus merasakan di-PHK tahun 1997 pada saat terjadinya krisis tahun 97-98,” urainya.

Menjadi korban PHK, Sandi kemudian sempat melamar sana-sini, namun hasilnya nihil lantaran saat itu kondisinya sedang krisis dan hampir semua perusahaan bangkrut. Ia kemudian memutuskan berwirausaha dan merintis bisnis.

“Setelah PHK mulai banting setir bikin usaha sendiri, konsultan keuangan. Di situ awal karier dan memulai lagi dari nol. Saya tidak percaya bisa menjadi entrepreneur, dan Mpok Nur (istrinya) ini yang selalu memberikan semangat,” jelasnya.

Perlahan, bisnis konsultan keuangan yang dirintis Sandi pun merangkak naik. Klien pertama yang menggunakan jasa konsultan keuangannya adalah perusaan Jawa Pos Grup yang saat itu milik Dahlan Iskan. “Kita berhasil restrukturisasi keuangan perusahaan tersebut,” jelasnya.

Sandi juga mengaku pernah memiliki utang yang besar di bank. Di mana waktu sebelum krisis 1998, dia turut berinvestasi di pasar modal dan memiliki pendapatan yang besar. Namun untuk terus mengembangkan usaha ini butuh modal tambahan dan ia memutuskan meminjam dana di bank dengan jaminan rumah mertua.

“Investasi jeblos semua, kehilangan semua dan utang pada bank. Yang bikin repot itu yang jadi jaminan aset keluarga,” kenang mantan Ketua Umum HIPMI ini. (rmol)