Pemimpin Tertinggi Korea Utara Pecat Pejabat Akibat Proyek RS Meleset

BERITA TERKINI - Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, mendamprat sejumlah pejabat setelah meninjau proyek pembangunan rumah sakit andalan di pusat Ibu Kota Pyongyang ternyata tak sesuai target.

Kim Jong-un bahkan meminta para pejabat yang terlibat pembangunan Rumah Sakit Umum Pyongyang untuk dipecat.

Menurut kantor berita resmi Korut, KCNA, Kim Jong-un marah setelah sidak ke lokasi dan diberitahu terkait perkembangan pembangunan yang menurut sang pemimpin "menunjukkan masalah serius".


"Komisi yang bertanggung jawab mengatur keuangan dengan cara ceroboh dan tanpa perencanaan anggaran pembangunan yang diatur dengan tepat," kata Kim Jong-un seperti dikutip KCNA pada Senin (20/7).

Kim Jong-un menuturkan proyek RS itu dibangun "untuk kebaikan rakyat" tetapi malah "membebani" warga dengan menuntut bantuan dari masyarakat.

Ia memerintahkan Komite Pusat Partai Buruh Korut untuk menyelidiki dan "mengganti semua pejabat yang bertanggung jawab dalam proyek itu.

Dilansir AFP, Korut telah lama mengandalkan proyek infrastruktur besar untuk meningkatkan kredibilitas pemerintah di mata masyarakat, termasuk pembangunan Rumah Sakit Umum Pyongyang dan pengembangan situs pariwisata Wonsan-Kalma.

Sejumlah kritikus mengatakan Korut lebih mementingkan kecepatan dari pada kualitas pembangunan proyek tersebut.

Rumah Sakit Umum Pyongyang dibangun di distrik utama Pyongyang di seberang Sungai Taedong dari bukit Mansu.

Di sana berdiri patung raksasa pendiri Korut yang merupakan kakek Kim Jong-un, Kim Il-Sung, dan sang ayah, Kim Jong-il.

Dibangun mulai Maret lalu, RS tersebut dijadwalkan rampung pada 10 Oktober mendatang untuk menandai peringatan 75 tahun Partai Buruh berdiri. Kim Jong-un menganggap pembangunan RS itu sebagai "tugas penting" sektor kesehatan Korut.

Hingga kini, tidak ada rincian apa yang menyebabkan pembangunan RS itu meleset dari target atau tidak sesuai ekspektasi Kim Jong-un.

Sejumlah pihak berspekulasi bahwa pembangunan RS itu molor dari jadwal lantaran terhambat oleh pandemi virus corona (Covid-19) yang menyebabkan penutupan perbatasan sehingga sulit memperoleh material yang dibutuhkan.

Hingga kini, Korut mengklaim memiliki nihil kasus virus corona meski virus serupa SARS itu telah menginfeksi lebih dari 14,3 juta orang di dunia.

Tak lama setelah virus corona menyebar dari China, Korut langsung menutup seluruh perbatasan dari dunia internasional dan menerapkan kebijakan ketat bagi warga asing yang ingin masuk ke negaranya. (cnn)