4 Strategi Mengelola Kesehatan Mental Karyawan di Tengah Pandemi COVID-19

BERITA TERKINI - Ketidakpastian dan kecemasan seakan menghantui di saat pandemi COVID-19 yang kini sedang melanda seluruh dunia. Tidak hanya berdampak pada perekonomian, namun juga pada kesehatan mental masyarakat, salah satunya ialah karyawan.

Dari yang terbiasa bekerja di kantor, kini karyawan pun harus beradaptasi untuk bekerja dari rumah atau Work From Home. Di sisi lain, para leader atau pemimpin dituntut untuk memikirkan strategi yang tepat untuk mendukung serta menjaga kesehatan mental dari karyawannya agar tetap dapat produktif.

Dilansir dari Inc.com, berikut beberapa strategi dari para pimpinan di perusahaan dalam menangani kesehatan mental para karyawannya di tengah pandemi.

Memberikan fasilitas untuk menjaga kesehatan mental

Ilustrasi bekerja dari rumah | Foto: Pexels/Vlada Karpovich
Kesejahteraan karyawan tidak hanya diukur dari kesehatan fisiknya saja, namun juga dari aspek kesehatan mental. Di masa-masa sulit seperti sekarang ini, karyawan menghadapi berbagai tekanan, entah dari pekerjaan, keluarga, dan hubungan sosialnya. Sehingga, sangat penting bagi para atasan untuk menyediakan akses bagi karyawan untuk menjaga kesehatan mentalnya.

Pimpinan dari The Trade Desk, sebuah perusahaan digital advertising, Vina Leite, memasukkan praktik meditasi dan program kesehatan yang dapat diakses karyawan kapan saja dan di mana saja. Perusahaannya juga menciptakan platform online bagi karyawan untuk membaca, belajar, dan berkolaborasi tentang topik kesehatan mental.

“Hal ini membantu kami untuk memahami tentang kesehatan mental lebih dalam, serta menjadi ruang yang aman untuk menyampaikan kekhawatiran dan apa yang dibutuhkan,” ucap Vina Leite. “Ke depan, kami akan menambah opsi dan layanan kesehatan mental bagi karyawan, karena sebagian besar dari kita terus bekerja dari rumah.”

Membuat ‘Buddy Program

Ilustrasi video conference | Foto: Pexels/Anna Shvets
Ketika bekerja dari rumah, tak sedikit dari karyawan yang merasa terisolasi atau terputus dari tim maupun rekan kerja di kantor. Hal ini secara tidak langsung dapat berdampak pada kesehatan mental karyawan. Karena dari yang terbiasa berkomunikasi secara langsung, kini mau tidak mau hanya bisa terhubung secara online.

BlueVine, sebuah perusahaan yang mendukung bisnis kecil, membuat sebuah inisiatif yang unik, yaitu BlueVine Buddy Program. Program ini mencocokkan dan menghubungkan kolega dari seluruh kantor dan tim untuk menjaga hubungan serta memberi dukungan kesehatan mental.

“Sangat penting bagi karyawan untuk tetap terhubung dengan kolega sehingga dapat mengalihkan perhatian mereka,” ujar Gianna Driver, Chief People Officer BlueVine. “Untuk tim saya, saya ingin melawan adanya potensi burnout dan kecemasan mental yang diciptakan dari pandemi ini. Sekaligus juga menemukan cara baru untuk berkolaborasi.”

Memimpin dengan empati

Ilustrasi karyawan | Foto: Pexels/August de Richelieu
Salah satu langkah yang dapat diambil oleh bagian Human Resources (HR) sebuah perusahaan adalah membuat kebijakan dan pendekatan berbasis empati. Hal tersebut untuk membantu mengelola kesehatan mental para karyawan.

Menurut Wakil Presiden Appian, perusahaan cloud computing, Dawn Mitchell, kesehatan mental karyawan adalah prioritas utama. Saat ini adalah masa yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan wajar apabila karyawan merasa kewalahan, cemas, dan gelisah.

“Di Appian, kami menawarkan berbagai fasilitas untuk mendukung kesehatan mental, seperti sesi meditasi mingguan atau konseling gratis bagi keluarga karyawan melalui program bantuan karyawan,” ujar Mitchell.

Lebih lanjut, komunikasi yang jelas, singkat, dan konsisten dari kepemimpinan akan mengurangi tekanan yang ada. "Kami berusaha bersikap terbuka tentang bagaimana COVID-19 memengaruhi kami di perusahaan. Tidak mungkin memiliki solusi untuk semua orang, tetapi kami harus memastikan karyawan merasa seperti mereka tidak sendirian,” pungkasnya.

Bekerjasama dengan tenaga profesional

Ilustrasi konseling | Foto: Pexels/cottonbro
Talend, sebuah perusahaan perangkat lunak, menghadirkan pakar kesehatan mental dari Healthy Minds Innovations untuk memberikan saran dan panduan praktis bagi para karyawan agar tetap tenang dan tangguh untuk melalui pandemi COVID-19.

Pada awal pandemi COVID-19, Christal Bemont, CEO Talend, juga fokus pada komunikasi yang jelas dan teratur sehingga menciptakan transparansi tentang tantangan bekerja dari rumah. Dengan melakukan hal-hal tersebut, Christal menemukan bahwa hampir 90 persen karyawan merasa didukung oleh manajemen dan tetap dapat terkoneksi dengan perusahaan.

sumber: kumparan