Dari yang terbiasa bekerja di kantor, kini karyawan pun harus beradaptasi untuk bekerja dari rumah atau Work From Home. Di sisi lain, para leader atau pemimpin dituntut untuk memikirkan strategi yang tepat untuk mendukung serta menjaga kesehatan mental dari karyawannya agar tetap dapat produktif.
Dilansir dari Inc.com, berikut beberapa strategi dari para pimpinan di perusahaan dalam menangani kesehatan mental para karyawannya di tengah pandemi.
Memberikan fasilitas untuk menjaga kesehatan mental
![]() |
Ilustrasi bekerja dari rumah | Foto: Pexels/Vlada Karpovich |
Pimpinan dari The Trade Desk, sebuah perusahaan digital advertising, Vina Leite, memasukkan praktik meditasi dan program kesehatan yang dapat diakses karyawan kapan saja dan di mana saja. Perusahaannya juga menciptakan platform online bagi karyawan untuk membaca, belajar, dan berkolaborasi tentang topik kesehatan mental.
“Hal ini membantu kami untuk memahami tentang kesehatan mental lebih dalam, serta menjadi ruang yang aman untuk menyampaikan kekhawatiran dan apa yang dibutuhkan,” ucap Vina Leite. “Ke depan, kami akan menambah opsi dan layanan kesehatan mental bagi karyawan, karena sebagian besar dari kita terus bekerja dari rumah.”
Membuat ‘Buddy Program’
![]() |
Ilustrasi video conference | Foto: Pexels/Anna Shvets |
BlueVine, sebuah perusahaan yang mendukung bisnis kecil, membuat sebuah inisiatif yang unik, yaitu BlueVine Buddy Program. Program ini mencocokkan dan menghubungkan kolega dari seluruh kantor dan tim untuk menjaga hubungan serta memberi dukungan kesehatan mental.
“Sangat penting bagi karyawan untuk tetap terhubung dengan kolega sehingga dapat mengalihkan perhatian mereka,” ujar Gianna Driver, Chief People Officer BlueVine. “Untuk tim saya, saya ingin melawan adanya potensi burnout dan kecemasan mental yang diciptakan dari pandemi ini. Sekaligus juga menemukan cara baru untuk berkolaborasi.”
Memimpin dengan empati
![]() |
Ilustrasi karyawan | Foto: Pexels/August de Richelieu |
Menurut Wakil Presiden Appian, perusahaan cloud computing, Dawn Mitchell, kesehatan mental karyawan adalah prioritas utama. Saat ini adalah masa yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan wajar apabila karyawan merasa kewalahan, cemas, dan gelisah.
“Di Appian, kami menawarkan berbagai fasilitas untuk mendukung kesehatan mental, seperti sesi meditasi mingguan atau konseling gratis bagi keluarga karyawan melalui program bantuan karyawan,” ujar Mitchell.
Lebih lanjut, komunikasi yang jelas, singkat, dan konsisten dari kepemimpinan akan mengurangi tekanan yang ada. "Kami berusaha bersikap terbuka tentang bagaimana COVID-19 memengaruhi kami di perusahaan. Tidak mungkin memiliki solusi untuk semua orang, tetapi kami harus memastikan karyawan merasa seperti mereka tidak sendirian,” pungkasnya.
Bekerjasama dengan tenaga profesional
![]() |
Ilustrasi konseling | Foto: Pexels/cottonbro |
Pada awal pandemi COVID-19, Christal Bemont, CEO Talend, juga fokus pada komunikasi yang jelas dan teratur sehingga menciptakan transparansi tentang tantangan bekerja dari rumah. Dengan melakukan hal-hal tersebut, Christal menemukan bahwa hampir 90 persen karyawan merasa didukung oleh manajemen dan tetap dapat terkoneksi dengan perusahaan.
sumber: kumparan