Abu Janda Klaim Punya Bukti Akunnya Diretas Saracen

Abu Janda Klaim Punya Bukti Akunnya Diretas Saracen

Berita Terkini - Pegiat media sosial, Permadi Arya, mengaku mempunyai bukti-bukti kuat untuk membawa kasus penghapusan laman Facebook miliknya ke ranah hukum. Permadi atau yang juga dikenal Abu Janda mengungkapkan akun Facebook yang digunakan olehnya untuk membuat halaman khusus di Facebook (fan page) dengan nama Abu Janda itu justru pernah diretas oleh Saracen.nm

Peretasan akun pribadinya itu terjadi pada 22 September tahun lalu. Hal itu diketahuinya dari pemberitahuan melalui e-mail. Peretas pun berhasil masuk ke akun pribadinya dan mengubah password, nomor telepon untuk verifikasi hingga e-mail akun tersebut.

Tak hanya itu, jelas Permadi peretas pun mengganti foto profil akun miliknya itu dengan logo Saracen. Permadi juga mengatakan pascaperetasan itu sejumlah foto-foto pribadinya disebarkan hingga menjadi viral di media sosial. Beruntung, Permadi berhasil memulihkan kembali akunnya. Halaman Facebook-nya pun aman lantaran telah berganti akun.

“Dugaan kita ketika tim sekuriti Facebook melakukan tracking ke e-mail Saracen ini, ditemukan e-mail Saracen mengusai akun pribadi saya. Dianggapnya mungkin semua page dan akun lain yang diproduksi dari akun pribadi saya yang e-mail-nya sudah menjadi Saracen diaggap produk Saracen semua,” kata Permadi kepada Republika.co.id, Selasa (12/2).

Sebelumnya, Kepala Keamanan Siber Facebook, Nathaniel Gleicher, mengumumkan Facebook menghapus 207 halaman, 800 akun, 546 grup di situs media sosial itu. Facebook menyatakan akun, grup dan halaman itu terlibat dalam perilaku tidak otentik yang terkoordinasi di Facebook di Indonesia.

Artinya, akun grup dan halaman tersebut menyesatkan orang lain tentang sosok atau aktivitas di sosial media.  “Semua halaman, akun, dan grup ini ditautkan ke grup Saracen, sindikat daring di Indonesia,” kata Gleicher.

Facebook menyebut sejumlah akun, grup, dan halaman yang dihapus seperti Permadi Arya (halaman), Kata Warga (halaman), Daeknet ID (halaman), Berita Hari Ini (grup), dan AC Milan Indo (grup). Gleicher mengatakan, Facebook mencatat halaman, grup dan akun itu berdasarkan prilaku di sosial media, bukan konten positing atau unggahan. [rol]