Sebut Wisatawan 212 Penghamba Uang, Immanuel: Saya Tidak Akan Menarik Pernyataan Saya

Berita Terkini - Immanuel Ebenezer haqul yakin tidak ada yang salah dari pernyataan soal wisatawan 212 penghamba uang. Ketua Umum Relawan Jokowi Mania (Joman) itu merasa aneh pernyataannya dalam talkshow di INews TV pada 30 Januari 2019 disebut melukai umat Islam.

"Saya tidak akan menarik pernyataan saya sedikitpun," kata Immanuel dikutip dari RMOL, Minggu malam (3/2).

Immanuel tak habis pikir pernyataannya dianggap melukai umat Islam. Dia mengatakan tidak berniat menyinggung umat Islam.

"Memang umat Islam itu 212? Sejak kapan umat Islam mensakralkan angka 212? Sejak kapan juga 212 milik mereka? 212 itu kalau mau lihat sejarahnya milik Wiro Sableng," ucap Immanuel.

Dia menjelaskan maksud pernyataannya. Monas, kata dia, adalah tempat wisata. Orang datang ke sana untuk berwisata. Yang namanya orang berwisata, menurutnya, sudah tentu membawa uang.

Immanuel mengatakan tidak ada yang berhak mengklaim 212. Angka ini merujuk tanggal 2 bulan 12. Di tanggal dan bulan itu, kata dia, banyak orang berwisata.

"Mereka tidak berhak mengklaim sebuah angka. Tanggal 2 bulan 12 itu milik semua orang, juga milik orang-orang yang wisata di Monas. Monas itu kan tempat wisata. Di saat 212 itu banyak orang wisata di Monas. Jadi jangan konyol," demikian kata Immanuel yang juga ketua Basuki Tjahaja Purnama (BTP) Mania.

Ketua Umum Relawan Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer tidak khawatir dilaporkan ke penegak hukum. Ia yakin tidak ada yang salah dari pernyataan soal wisatawan 212 penghamba uang.

"Nggak apa-apa, bagus. Kalau mereka mau lapor berarti mereka punya adab. Artinya kalau ada persoalan, kalau tidak suka mereka laporkan," kata dia kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (3/2).

Immanuel sudah tahu akan ada pihak-pihak yang melaporkan dirinya ke Polda Metro Jaya. Ia menegaskan pernyataannya tidak mengandung ujaran kebencian apalagi menyinggung-nyinggung umat Islam.

"Sejak kapan umat Islam kiblatnya ke Monas. Kiblatnya umat Islam itu di Mekkah, di Madinah sana, bukan di Monas. Monas itu tempat orang berwisata," katanya.

"Jadi lucu kalau lapor ke polisi, 'Pak saya dibilang wisatawan pak'. Memang saya melecehkan wisatawan. Kedua, wisatawan menghamba duit, lah siapa yang saya tuduh. Kalau mereka merasa tertuduh ya mereka dong. Saya tidak pernah menuduh mereka tuh," sambung dia.

"Terserah mereka lah mau menginterpretasi seperti apa, yang jelas saya tidak menyebut organ, namanya siapa," sambung Immanuel.

Immanuel mengaku diteror setelah menyebut wisatawan 212 sebagai penghamba uang dalam talkshow di INews TV pada 30 Januari 2019. Bagi dia, rencana melaporkannya ke penegak hukum sebagai bagian dari teror.

"Saya diteror dan saya menikmati. Dari pembunuhan, pemenggalan, darah saya halal, macam-macam lah. Tapi mereka salah orang. Saya aktivis, kalau tidak diteror bukan aktivis. Mereka pikir kita takut. Nggak ada, salah orang pokoknya. Kita ini bukan Ahoker, kita ini pendukung Jokowi," demikian kata Immanuel.[rmol]