Tagar Anak Mami karena Dibela Mien Uno, Sandiaga: Masa Anak Tante

Berita Terkini - Sebagian warganet merisak Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno karena dibela oleh sang ibu, Rachmini Rachman Uno alias Mien Uno. Tagar Sandiaga Anak Mami bahkan sempat menjadi trending topik.

Sandiaga Uno mengomentari soal sebutan-sebutan seperti 'Sandiwara Uno' dan 'Sandiaga Anak Mami' yang ramai dialamatkan kepadanya di jagat dunia maya. Menurut Sandiaga, tudingan-tudingan seperti itu sama sekali tak membuatnya terganggu.

"Enggak (mengganggu), saya urat bapernya udah putus. Enggak baper. Kalau dikatain anak mami, emang anak mami. Masa anak tetangga? Anak tante? Kan enggak," kata Sandiaga sambil tertawa di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, Rabu, 13 Februari 2019.

Sebelumnya, Mien Uno sakit hati anaknya dirisak kubu Jokowi - Ma'ruf melalui tagar Sandiwara Uno di jagat maya. "Kalau ada yang mengatakan 'Sandiwara Uno', mungkin dia (Sandiaga) tidak apa-apa. Tapi yang sakit hati itu ibunya," ujar Mien Uno dalam diskusi di Media Center Badan Pemenangan Nasional, Jakarta, 11 Februari 2019, sebagaimana tercantum dalam siaran pers yang diterima Tempo.

Meskipun Sandiaga tak pernah membalas yang disebutnya dengan fitnah-fitnah itu, Mien, 78 tahun mengatakan puteranya tak mungkin melakukan yang dituduhkan. "Jadi sekarang, kalau ada orang yang mengatakan itu 'Sandiwara Uno', dia harus minta maaf kepada ibunya yang melahirkan dan mendidik Mas Sandi dengan segenap tenaga untuk menjadi orang yang baik. Siapa yang mau berhadapan dengan saya sebagai ibunya?" Mien Uno, yang pada tahun 80-an terkenal sebagai pakar etika itu meradang.

Menurut Sandiaga, tudingan-tudingan itu adalah konsekuensi dari keputusannya untuk terjun di bidang politik. Ia mengatakan semua yang ia tampilkan adalah kenyataan tanpa rekayasa apapun.

"Semua, mulai dari Fadli Zon, yang ada di Sumatera Utara, manusia berlumpur di Makassar, pak Subhan, semua terbukti memang orangnya ada dan memang saya selalu menyuarakan apa yang masyarakat sampaikan kepada saya, apa adanya," ujar Sandiaga.

Sandiaga juga mengaku khawatir tuduhan-tuduhan semacam ini menjadi tren yang menjauhkan kalangan elite dengan masyarakat. Menurut dia, elite politik harus selalu mendengar apa yang dikatakan masyarakat, tidak boleh memiliki pretensi bahwa apa yang disampaikan masyarakat adalah kebohongan. [tempo]