Pertemuan Jokowi-Prabowo Sebetulnya Nyaris Hampir Batal

Pertemuan Jokowi-Prabowo Sebetulnya Nyaris Hampir Batal
BERITA TERKINI -  Ada fakta menarik dari pertemuan Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto pada Sabtu (13/7) lalu. Pertemuan itu sebetulnya nyaris batal karena ada beberapa hal kecil yang cukup mengganjal. Beruntung ganjalan itu dapat diatasi. Kedua tokoh bangsa itu akhirnya bisa berjumpa di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus, Jakarta.

Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Verry Surya Hendrawan membocorkan bentuk ganjalan yang nyaris membuat pertemuan Jokowi-Prabowo batal. “Pertemuan di MRT itu sebenarnya hampir saja tidak jadi,” kata Verry saat dihubungi, Selasa (16/7). Padahal perencanaan sudah sangat matang disiapkan.

Akan tetapi semuanya berkahir dengan happy ending. Sebab, di last minute atau lima jam sebelum pertemuan, hambatan tersebut bisa dihilangkan.

Hambatan yakninya ada orang-orang di sekeliling Prabowo Subianto yang curiga. Mereka curiga pertemuan‎ Jokowi-Prabowo itu untuk membicarakan ‘kue’ alias bagi-bagi jabatan di kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin.

Presiden Joko Widodo makan siang bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. (Miftahul Hayat/ Jawa Pos)

“Contohnya dengan meniupkan isu-isu kalau pendukung 02 yang mendukung pertemuan berarti seolah-olah mengharap kursi atau jabatan,” katanya.

“Atau pendukung 01 yang berharap sekali pertemuan supaya berharap ada justifikasi terhadap kecurangan saat proses pemilu,” tambahnya.

Bisikan-bisikan itu sempat sampai ke telinga‎ Prabowo Subianto. Hal itu yang membuat pertemuan tersebut hampir batal. Namun semuanya tidak terbukti. Dua tokoh itu tetap bisa bersua.

‎Verry Surya bercerita, sebetulnya jauh sebelum terlaksananya pertemuan Jokowi-Prabowo di Stasiun MRT Lebak Bulus, kedua tokoh bangsa itu ingin menggelar pertemuan. Semula ada yang mengusulkan pertemuan setelah hasil penghitungan cepat alias quick count. Ternyata itu gagal karenea masih ada kesibukan di kedua belah pihak.

Lantas rencana itu diundur hingga pengumuman di Komisi Pemilihan Umum (KPU) ‎tentang presiden dan wakil presiden terpilih. “Itu sudah beberapa kali sempat diupayakan pertemuan tersebut oleh pihak-pihak atau tim yang memang ditugasi membangun silaturahmi,” terang Verry.[jpc]