BERITA TERKINI - Pengamat media dari Remotivi, Roy Thaniago mengatakan para pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo memiliki tanggungjawab atas apa yang terjadi beberapa hari belakangan ini.
Menurutnya, atas dukungan merekalah pemerintahan Jokowi membatasi suara-suara kritis yang berakibat pada pembunuhan sistem demokrasi. Seperti diketahui, salahsatu yang dijamin dalam sistem demokrasi adalah kebebasan berpendapat, termasuk mengkritik pemerintah.
"Mereka yang selama ini memberi dukungan secara membabibuta kepada rezim Jokowi punya tanggung jawab atas apa yang terjadi hari ini. Merekalah yang membuat rezim ini begitu percaya diri dalam melibas suara kritis dan membunuh demokrasi. #DemokrasiTidakDijaga #ReformasiDikorupsi," tulis Roy melalui akun twitter pribadinya @roythaniago, Jumat (27/9/2019).
Mereka yang selama ini memberi dukungan secara membabibuta kepada rezim Jokowi punya tanggung jawab atas apa yang terjadi hari ini. Merekalah yang membuat rezim ini begitu percaya diri dalam melibas suara kritis dan membunuh demokrasi.#DemokrasiTidakDijaga#ReformasiDikorupsi— Roy Thaniago (@roythaniago) September 27, 2019
Seperti diketahui, belakangan ini pemerintah bersama DPR tengah menjadi sorotan publik. Hal itu lantaran sejumlah RUU yang hendak disahkan DPR di akhir masa jabatan dinilai masih bermasalah. RUU yang paling disoroti adalah RUU Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU KPK) hasil revisi.
Penolakan atas sejumlah RUU tersebut diekspresikan dengan cara aksi demonstrasi yang tak hanya dilakukan di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta. Namun juga di sejumlah daerah. Tak sedikit dari aksi-aksi tersebut berujung ricuh. Aparat dan massa aksi terlibat bentrok.
Bukan hanya soal RUU, masalah juga terjadi di Papua. Sebagian warga tanah cenderawasih itu mendesak agar daerahnya diberikan kebebasan untuk menentukan nasib sendiri, atau dengan kata lain meminta referendum. Di Papua, bentrokan antara warga sipil dan aparat keamanan juga tidak dapat terhindarkan. Puluhan orang meregang nyawa di tengah bentrokan tersebut. [ak]
