Doni Monardo: Jumlah Dokter RI Terkecil Se-Asia, 1 Dokter Layani 1.300 Pasien

BERITA TERKINI - Paramedis menjadi pihak yang berada di garda terdepan dalam proses penanganan wabah virus COVID-19. Jumlah dan ketangguhan mereka dalam penanganan pasien, akan berdampak pula pada seberapa sanggupnya suatu negara bertahan di tengah pandemi corona.

Menanggapi hal itu, Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo, mengatakan Indonesia masih menjadi negara se-Asia yang memiliki jumlah dokter terendah.

Oleh karena itu sejumlah upaya pencegahan ketat terus diterapkan pemerintah kepada seluruh dokter guna memastikan mereka terus sehat di tengah upaya membantu pemerintah dalam penanganan wabah corona.

"Dokter kita termasuk yang terkecil di Asia, 1 dokter layani 1.300 (pasien) WNI. Kalau dibanding negara lain kita paling kecil. Dokter harus kita lindungi. Kalau kita bertempur kita butuh orang yang terampil dan jagoan," ujar Doni, Minggu (19/4).

Untuk memastikan para dokter tetap sehat di tengah situasi pandemi ini, Doni mengajak masyarakat untuk tak menggunakan alat kesehatan yang memang ditujukan bagi para medis. Hal itu dimaksudkan agar kebutuhan alat medis bagi para dokter tetap tersedia, seperti masker bedah dan APD.

"Tidak boleh ada orang lain yang gunakan APD premium. Itu hanya untuk dokter dan perawat di garda terdepan. Kalau mereka tidak dapatkan APD atau tidak gunakan APD yang bagus, bisa jadi dokter jadi korban," ucap Doni.

Doni pun membandingkan kondisi para dokter di Indonesia dengan dokter di Amerika Serikat yang menurutnya kini dalam kondisi paling buruk. Ia menyebut tim dokter Indonesia sedikit lebih beruntung dikarenakan negara masih mampu memastikan stok alat medis bagi mereka dalam proses penanganan pasien.

"Negara sekelas AS saja dokter-dokternya gunakan pakaian yang tidak layak. Alhamdulilah kita lebih baik," tegas Doni.
Oleh karena itu Doni meminta agar masyarakat tetap mengontrol keinginan mereka untuk membeli alat medis yang sebenarnya diperuntukkan bagi para dokter dan suster.

"Kami minta komponen masyarakat untuk kontrol distribusi APD dan haknya digunakan dokter perawat di barisan depan," kata Doni. (*)