Ribuan Orang Iringi Pemakaman Ulama Besar Bangladesh, Polisi Selidiki Pembiaran Pelanggaran Lockdown

BERITA TERKINI - Ribuan orang membanjiri jalan-jalan ke distrik Brahmanbaria. Mereka berjalan kaki bergerombol membuat sesak jalanan sekitar menuju Madrasah Jamia Rahmania.

Ribuan orang itu nekat menghadiri pemakaman seorang ulama terkemuka Bangladesh, Maulana Zubayer Ahmad Ansar.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Islamis setempat, Mohammad Mamunul Haque, menyebut bahwa puluhan ribu orang yang menghadiri pemakaman itu telah diingatkan tentang aturan lockdown namun mereka tetap memaksa.

Mufti Mubarro Ullah selaku kepala madrasah itu menyatakan awalnya pemakaman akan digelar secara sederhana demi mematuhi aturan lockdown. Ia sendiri tidak menyangka warga nekat melanggar aturan tersebut, melansir CNN, Senin (20/4).

Hal ini memicu kekhawatiran penularan massal virus Corona.

Bangladesh telah menerapkan aturan melarang perkumpulan lebih dari lima orang saat menghadiri ibadah atau acara doa dalam sekali waktu, serta mengingatkan agar orang berdiam di rumah.

"Kami ingin membuat pengaturan kecil untuk pemakaman, dengan mematuhi panduan pemerintah dalam menjaga keselamatan dan kesehatan. Tapi orang-orang berkumpul untuk memberi penghormatan tanpa sepengetahuan kami. Kami tidak tahu bagaimana itu terjadi," ujar Mufti Mubarro Ullah.

Juru bicara Kepolisian Sentral Bangladesh, Sohel Rana, mengatakan pihak kepolisian tidak mampu mengendalikan kerumunan orang yang menghadiri pemakaman itu. Jumlah massa begitu banyak.

Para personel yang bertugas untuk mengawal massa itu akhirnya ditarik dari acara tersebut.

Sohel Rana mengatakan, telah membentuk satuan untuk menyelidiki mengapa kerumunan orang sebanyak itu dibiarkan berkumpul pada satu waktu, sekalipun itu adalah pemakaman ulama terkenal.

Otoritas Kesehatan Bangladesh mengonfirmasi angka kasus di negara itu mencapai 2.456 per Minggu (19/4) dengan 91 kematian.

Sebagai upaya membatasi penyebaran virus Corona, otoritas Bangladesh memberlakukan lockdown nasional yang akan berlangsung hingga 25 April.[rmol]