Waspada Dapat Utang Baru, Tak Hati-hati Indonesia Bisa Tergadai

Waspada Dapat Utang Baru, Tak Hati-hati Indonesia Bisa Tergadai
Berita Terkini -  Pengamat ekonomi Gede Sandra mengatakan, bila pencarian utang baru Rp129 triliun yang dilakukan Menko Kemaritiman Luhut B Panjaitan adalah utang dari China untuk proyek OBOR (One Belt One Road), maka Bangsa Indonesia harus berhati-hati. Karena berdasarkan pengalaman yang ada, sudah cukup banyak negara di Asia dan Afrika yang meminjam dari China untuk membangun infrastruktur bandara dan pelabuhan, akhirnya malah menyerahkan bandara atau pelabuhannya tersebut kepada China.

"Penyerahan aset tersebut akibat beratnya persyaratan pinjaman dan biaya yang terlalu mahal. Sehingga negara-negara tersebut tak mampu menyicil pinjaman yang diberikan," ujarnya, Rabu (3/4/2019).

Gede memaparkan, para analis internasional menyatakan strategi China terhadap negara-negara berkembang ini sebagai “loan to own”, atau meminjam untuk memiliki. Bagi pemerintah yang tidak berhati-hati maka dapat termakan oleh strategi China. Dengan istilah lain negara bisa tergadai jika meminjam kepada China.

"Bilapun pemerintahan Jokowi ngotot untuk melaksanakan pinjaman dari RRT ini maka pemerintahan yang baru pasca Jokowi dapat saja membatalkannya. Hal ini seperti yang terjadi pada proyek-proyek RRT di Malaysia dan belum lama di Filipina," jelasnya.

Sementara itu, pengamat ekonomi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng mengatakan, Luhut B Panjaitan yang mencari utangan baru Rp129 triliun tidaklah mudah.

"Sekarang nyari utang bilateral pun tidak gampang. Demikian juga utang pada lembaga multilateral. Jadi Luhut mencari utangan baru Rp129 triliun ke China juga bukan hal mudah. Karena saat ini China pun mengalami masalah dengan utang mereka yang menggunung,” kata Salamuddin Daeng kepada Harian Terbit, Rabu (3/4/2019).

Apalagi, kata Salamudin, Indonesia sekarang sedang masa transisi. Dunia juga mengamati bahwa Joko Widodo sulit menang dalam Pilpres 2019. Oleh karena itu negara lain yang hendak membangun komiten utang, investasi dengan indonesia pasti akan melakukan wait and see terlebih dahulu.

"Harapan satu satunya Indonesia sekarang adalah utang dari pasar keuangan dengan pasang bunga yang sangat tinggi," jelasnya. [ht]