Resmi, Kemenhub Tutup Penerbangan dari dan ke Wuhan tapi Tidak Ada Travel Warning

BERITA TERKINI - Seluruh penerbangan Indonesia dari dan menuju ke Wuhan, China sudah resmi ditutup.

Hal itu dilakuan sebagai langkah pencegahan agar virus corona yang berasal dari Wuhan tak sampai masuk ke Indonesia

Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di sela-sela Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/1/2020).

“Sampai hari ini, (penerbangan) dari seluruh Indonesia ke Wuhan itu ditutup. Sebaliknya juga dari Wuhan ke Indonesia, ditutup,” terangnya.

Namun, ia mengakui ada satu penerbangan dari Indonesia ke Wuhan beberapa hari lalu.

Akan tetapi, penerbangan itu akhirnya urung dan dibatalkan Kemenhub.

“Jadi tidak ada satupun penerbangan menuju Wuhan dan dari Wuhan ke Indonesia,” katanya.

“Sekali pernah ada satu penerbangan menuju ke sana tetapi kita batalkan,” sambung Budi.

Sementara, untuk penerbangan lain tujuan kota-kota di China, pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan.

Kemenkes sendiri mengikuti rekomendasi WHO selaku organisasi kesehatan PBB.

Bahwa untuk penerbangan ke kota-kota lain di China belum dilakukan penutupan.

“Dari rekomendasi Kemenkes bahwa tidak dan belum ada rekomendasi dari WHO tentang upaya-upaya untuk tidak melakukan koneksi dari dan ke kota kota di China,” terangnya.

Hal yang sama juga dilakukan negara-negara lain yang sampai saat ini tidak memberlakukan travel warning.

“Dari referensi yang kita peroleh dari negara-negara yang cukup punya kapasitas juga tidak melakukan kegiatan penundaan atau travel warning kepada daerah-daerah (China) yang lain,” pungkasnya.

Ketua Ranting Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok cabang Wuhan (PPITW) menyebut, ada puluhan WNI di rantingnya.

“Di ranting saya sendiri untuk 21 Orang sampai 7 hari kedepan kami sudah diberi bantuan sekitar belasan juta rupiah,” ujarnya melalui voice note kepada awak media.

Akan tetapi, bantuan itu dirasa tidak akan bisa bertahan lama mengingat daerah tersebut cukup rawan virus corona.

Karena itu, ia dan rekan-rekannya meminta berharap agar secepatnya dievakuasi pulang ke Indonesia.

Ia menilai, perhatian Kemlu dan KBRI kepada para WNI dan mahasiswa di ranting Jingzhou-Xiangyang sudah sangat baik.

Sayangnya, upaya pemerintah mengevekuasi ratusan WNI di Hubei itu terkesan lambat.

“Untuk permintaan kami mengenai evakuasi, saya rasa respons mereka cukup sangat lambat,” tutur Arief.

Menurutnya, pernyataan dalam konferensi pers kemarin siang dan sore masih terkesan gamang.

“Apalagi ada satu balita dan satu WNI Hamil di sini kami sangat ingin dievakuasi meskipun bantuan berupa dana sudah sangat membantu,” pungkas Arief.

Sumber: pojoksatu.id