Bertopeng Kata “Hijrah”: Upaya Penyesatan Ajaran Islam - Berita Terkini | Kabar Terbaru Hari Ini, Viral, Indonesia, Dunia | BERITATERKINI.co

1 Februari 2020

Bertopeng Kata “Hijrah”: Upaya Penyesatan Ajaran Islam

Bertopeng Kata “Hijrah”: Upaya Penyesatan Ajaran Islam

Setelah keluarnya pernyataan bahwa tidak wajib berjilbab bagi muslimah oleh istri presiden ke-4. Yang berhasil menuai kritik dari masyarakat maya dan nyata. Kini, muncul kelompok liberal lainnya.

Entah apa yang merasuki kelompok yang mengatasnamakan ‘Hijrah Indonesia’. Muncul dengan membawa racun kebebasan atas nama ‘budaya’.

Tidak tanggung-tanggung mereka memakai kata ‘Hijrah’ dalam menamai kelompoknya. Namun, sangat jauh berbeda bahkan kebalikan dari makna ‘hijrah’ menurut pandangan Islam. Dalam pandangan Islam, hijrah berpindah tempat. Dari keadaan buruk ke keadaan lebih baik.

Namun pengertian tersebut mengalami pergeseran makna karena digunakan oleh kelompok yang secara tegas menentang ajaran Islam. Kelompok tersebut sangat jelas dan terang-terangan menolak ajaran Islam.

Justru kelompok tersebut menyeru kepada kemaksiatan. Mengajak wanita muslim yang menggunakan hijab untuk melepaskannya dengan rasa bangga.

Seperti yang dilansir My Sharing.com (30/1) bahwa mereka mengadakan kampanye “No Hijab Day” setiap tanggal 1 Februari.

Kampanye yang dilakukan sejak tahun 2014 yang di pelopori oleh Yasmine Mohammad, kampanye “No Hijab Day” digelar melalui media sosial.

Bahkan, dalam waktu dekat yakni 1 Februari 2020, mereka mengadakan sayembara “Hari Tak Berjilbab”. Mengajak wanita muslim membuka hijabnya dan berfoto.

Kemudian mempostingnya disemua media sosial yang mereka miliki. Dengan ketentuan usia 15-55 tahun. Dipilih 3 orang pemenang terbaik versi kelompok ‘penyeru kemaksiatan’.
Kampanye Penyesatan Terselubung

Berbalut hadiah dan slogan-slogan menyesatkan. Kaum muslimah diajak menanggalkan pakaian kemuliaannya. Bangga terhadap produk barat.

Sekaligus mengajak kaum muslimah mengadopsi ide liberalisme (kebebasan) yang lahir dari rahim sekulerisme (pemisahan agama dengan kehidupan).

Menyebarkan ide menyesatkan ke khalayak ramai. Dengan anggaran yang tak sedikit. Mengimingkan hadiah kepada para muslimah. Membuat yang lemah iman terperdaya.

Kata ‘hijrah’ yang lekat dengan Islam dan syar’iah dipakai guna menyamarkan arti ‘hijrah’ sesungguhnya. Tak ayal membuat para pegiat ‘hijrah’ yang shahih menjadi resah.

Bagaimana tidak, mereka yang telah berjuang untuk hijrah dari perbuatan yang sebelumnya dibenci Allah. Menuju perbuatan yang diridhoi Allah.
Namun, berbeda yang dihadapkan oleh kelompok yang mengasnakan ‘hijrah’. Tetapi justru mengajak kepada kesesatan yang nyata.

Ada upaya untuk mengolok-olok Islam. Sehingga perlu diwaspai oleh setiap kaum muslim.

Apa yang diungkapkan oleh Ustaz Willyuddin A. R. Dhani dari Komunitas Cinta Tauhid dan Cinta Qur’an, Bogor. Ustaz Dhani yang juga aktivis Islam Nasional ini menilai “No Hijab Day” adalah sebuah olok-olok terhadap Islam.

“Maka kita umat Islam harus menyikapi bahwa hal tersebut adalah merupakan salah satu bentuk tipu daya dari kelompok Golbi alias golongan bingung alias golongan pengikut hawa nafsu dunia, yang bisa jadi mereka kelompok antiagama, atau setidaknya kelompok munafikuun?”. (My Sharing, 30/1/20).

Propaganda sesat dan terselubung dibungkus dengan bingkisan manis. Segala upaya dilakukan kelompok berhaluan liberal untuk mendistorsikan Islam dan ajarannya.

Upaya mengaburkan makna ‘hijrah’. Lantang menyerukan untuk meninggalkan syariat yakni menanggalkan hijab bagi muslimah.

Menyuguhkan slogan manis atas nama emansipasi dan isu gender. Menggambarkan seakan wanita muslim terkekang. Dipaksa menggunakan hijab.

Dimunculkanlah ide kebebasan untuk menghalau syariah. Seolah-olah menjadi pahlawan di siang bolong. Penolong bagi wanita muslim yang terkekang oleh agamanya.

Sejatinya ide kebebasan itulah yang menjerumuskan wanita dalam kemaksiatan. Merayu dengan slogan indah tapi menyesatkan. Bahkan mematikan akal sehat beserta bathinnya dalam memandang sebuah kebenaran hakiki.
Sikap Seorang Muslim

Tegas. Islam tidak menolerir sikap menantang. Seperti apa yang dilakukan kelompok liberal tersebut. Sebagai kaum muslim suatu keharusan menolak dan melawan ide-ide sesat yang dihembuskan para kaum liberal.

Menolak secara tegas dan melawan opini sesat dengan terus mendakwahkan Islam. Islam dengan ajarannya yang mulia datang dari Sang Maha Mulia.

Tak patut bagi manusia, apalagi hanya segelintir manusia menentang. Kemudian mengumumkan dikhalayak ramai tentang penentangannya.

Islam telah menjadi ruh dalam jiwa kaum muslim. Agama yang mempunyai seperangkat aturan kehidupan. Untuk meraih kebahagiaan hakiki.

Lain halnya jika kelompok liberal tersebut hanya menyeru kepada wanita non muslim, tentu tak akan dipermasalahkan.

Namun sayangnya, seruan itu dengan jelas mengajak wanita muslim untuk menanggalkan hijabnya. Maka dari itu kaum muslim harus tegas menolak dan serius menyikapi kampanye ‘noHijabDay’ 1 Februari nanti.

Bagi para kelompok liberal dan munafik yang masih tetap dalam perjuangannya, untuk menghembuskan ide liberal berikut turunannya. Cukuplah bagi mereka peringatan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kitabNya:

يَحْذَرُ الْمُنَافِقُونَ أَن تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُم بَمَا فِي قُلُوبِهِمْ قُلِ اسْتَهْزِءُوا إِنَّ اللهَ مُخْرِجُ مَاتَحْذَرُونَ

Orang-orang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi di dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: “Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan RasulNya)”. Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti. [at-Taubah/9 : 64]. Wallahu a’lam bish-shawab. (*)

Penulis: Nurmia Yasin, S.S (Pemerhati Sosial)




Loading...
loading...

Berita Lainnya

Berita Terkini

© Copyright 2019 BERITATERKINI.co | All Right Reserved