Warga Eksodus Tinggalkan Natuna Takut Tertular Virus Corona

BERITA TERKINI - Proses karantina terhadap 238 WNI dari Wuhan di Kabupaten Natuna menuai polemik. Pasalnya, warga menjadi ketakutan soal kemungkinan terpapar virus corona yang tengah menjadi perhatian internasional tersebut.

Sejumlah pertanyaan dari warga Natuna pun bermunculan. “Dalam logika warga awam, jika dinyatakan sehat, kenapa harus diobservasi. Itu hal yang menjadi polemik hingga saat ini,” tukas Ardi, salah satu warga di Ranai, Natuna

Tokoh pemuda Kabupaten Natuna di Ranai, Riky Rinovski membenarkan adanya pergerakan massa yang cukup besar meninggalkan Natuna. “Mereka naik kapal Bukit Raya dari Tanjungpinang menuju ke Kalimantan yang singgah di Natuna. Dengan adanya wacana Natuna jadi tempat observasi dan ditambah dengan hari libur yang dikeluarkan pemerintah daerah, memantapkan mereka untuk meninggalkan Natuna untuk sementara waktu,” ujar Riky dikutip dari Batamnews, Selasa (4/2/2020).

Hal yang sama terjadi di Kampung Tua Penangih, yang jaraknya dengan tempat karantina WNI sekitar 1 kilometer, dilaporkan warganya memilih untuk pergi mengungsi.

“Kecemasan kami warga Penagih dua hari ini apalagi dengan kedatangan WNI dari China. Kita nggak tahu perkembangan ke depan apalagi mau dikarantina 14 hari,” ujar warga Kampung Tua Penangih.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Natuna, Iskandar DJ membenarkan ada warga yang keluar dari Natuna.

“Tadi malam tercatat 675 warga meninggalkan Natuna menggunakan KM Bukit Raya menuju Pulau Midai, Pulau Serasan dan Pontianak,” ujar Iskandar.

Warga setempat memilih mengungsi ke rumah sanak saudara mereka di pulau-pulau terdekat di Kepri.

Terkait hal itu, tokoh masyarakat Natuna Rodhial Huda dalam sebuah wawancara di TVone Ahad (2/2/2020), menyebut pernyataan pemerintah yang mengatakan lokasi karantina jauh dengan pemukiman warga tidak benar.

“Dan waktu Panglima TNI mengatakan tempat karantina itu jauh dari penduduk 5 sampai 6 kilometer itu tidak benar. Ternyata hanya 1,2 kilometer dari tempat karantina,” ujar Rodhial.

Rodhial menjelaskan, jika dari Bandara, Kampung Tua Penagih yang merupakan wilayah penduduk asli Natuna hanya berjarak beberatus meter saja.

“Tapi karena berada di dalam bandara, tepat di tengah-tengah bendara sehingga dengan penduduk itu hanya 1,2 meter,” terang Rodhial.

Oleh karena itu, Rodhial mengatakan bahwa, hal tersebut membuat kekhawatiran bagi masyarakat Natuna terkait penyebaran virus corona.

“Ini mengkhawatirkan masayarakat karena seolah amannya kan kalau 5 sampai 6 kilometer. Tapi ternyata jaraknya cuma 1,2 kilometer dari masyarakat,” ujar Rodhial.

Sumber: Indopolitika.com