Rupiah Semakin Babak Belur, Tembus Rp15.000 per Dolar AS

BERITA TERKINI - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kian melemah hingga perdagangan hari ini, Selasa, 17 Maret 2020. Di pasar spot rupiah telah diperdagangkan di level Rp15.015 per dolar AS, atau melemah 0,60 persen dari penutupan perdagangan kemarin di level Rp14.925 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah hari ini rata-rata diperdagangkan di level Rp15.083 per dolar AS. Posisi itu melemah cukup dalam, yakni 1,78 persen dari rata-rata perdagangan Senin, 16 Maret 2020 di kisaran Rp14.818 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengungkapkan, pergerakan rupiah tersebut tidak terlepas dari kekhawatiran pelaku pasar keuangan atau investor terhadap penyebaran wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia maupun global.

"Tekanan pada Rupiah hingga sempat menyentuh 15.000 lebih disebabkan oleh sentimen penyebaran Covid-19 secara global sehingga investor cenderung menghindari aset-aset berisiko," kata dia kepada VIVAnews, Selasa, 17 Maret 2020.

Menurut dia, saat ini para pelaku pasar keuangan menilai pemerintah Indonesia belum memberikan tindakan-tindakan signifikan dan tegas dalam menghadapi pesatnya penyebaran wabah tersebut. Akibatnya, sentimen pelaku pasar terdorong semakin negatif.

"Hal yang diperkirakan dapat membantu mengatasi tekanan dari Rupiah adalah adanya tindakan signifikan dan tegas dari pemerintah pusat dalam pencegahan penyebaran Covid-19," tuturnya.

Pemerintah, menurut Josua, harus bisa mengembalikan rasa percaya diri pelaku pasar dengan mengeluarkan kebijakan yang jelas dan tegas dalam menghadapi wabah tersebut. Misalnya, tidak hanya berkaitan dengan stimulus bagi perekonomian saja, namun juga menyediakan perlengkapan kesehatan.

"Tidak terbatas terkait lockdown saja, seperti misalkan adanya tes masal untuk Covid-19 dan penyediaan lokasi karantina masal. Dengan adanya kebijakan yang signifikan tersebut, investor dapat teryakinkan bahwa dampak dari Covid 19 ini dapat dibatasi," paparnya.

Sumber: vivanews.com