Turun Lebih Dari 5%, Bagaimana Nasib IHSG Selanjutnya?

BERITA TERKINI - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi I ditutup 5,33% ke level 4.099,09 mendekati harga terendah 6 September 2013, saat itu IHSG berada pada level di 4.072,35. Tekanan jual diprediksi masih akan terjadi pada sesi II.

Berdasarkan data BEI, pada sesi I nilai transaksi tercatat Rp 2,44 triliun dengan jual bersih asing (net sell) sebesar Rp 432,08 miliar.

Wabah virus corona yang semakin masif membuat IHSG selama tahun berjalan (YTD) anjlok 34,93%.
Hari ini, perdagangan saham sempat dihentikan 30 menit dari pukul 09.37 hingga 10.07 waktu JATS karena IHSG kembali anjlok 5,01%. IHSG dihentikan sementara (trading halt) saat berada di posisi 4.113,65 poin.

Ini merupakan penghentian perdangan yang keempat, setelah OJK dan BEI menerapkan aturan untuk menghentikan perdagangan (trading halt), jika IHSG turun 5%.

Saham-saham yang menjadi pemicu koreksi IHSG, diantaranya saham PT bank Central Asia Tbk(BBCA)yang terkena auto rejection bawah (ARB) 7%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang turun 6,69%, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turun 6,76%.

Sementara itu bursa saham Asia mayoritas mengalami koreksi, dimana indeks Nikkei drop 1,04%, indeks Hang Seng turun 2,98%, indeks Shanghai turun 1,29% dan indeks Straits Times turun 4,84%. Kejatuhan bursa Asia dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap wabah virus corona, yang sempat membuat bursa saham AS, Wall Street, kembali anjlok.

Kamis pagi ini, Dow Jones ditutup minus hingga 6,30%, juga S&P 500 minus 5,18% dan Nasdaq turun 4,70%. Penurunan bursa saham Wall Street juga menjadi pemicu penurunan IHSG selain pandemi virus corona.

Stimulus yang akan digelontorkan Bank Sentral Eropa (ECB) tak mampu mengangkat kinerja bursa saham Asia. ECB akan membeli obligasi senilai 750 miliar euro (US$ 820 miliar) guna meredam gejolak ekonomi di tengah corona (COVID-19).

Sebelum, pemerintah AS juga menganggarkan dana hingga US$ 1 triliun untuk mengatasi dampak virus corona yang diprediksi bisa membawa ekonomi global ke arah resesi.

Mencermati fakta tersebut, pada sesi II IHSG diprediksi masih akan mengalami tekanan. Tak hanya faktor fundamenta, analisis teknikal juga memberikan sinyal yang sama.

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan indikator Boillinger Band, garis resistance dan support masih menunjukkan pelebaran lebih dalam. Mengindikasikan turun lebih lanjut.

Penurunan selanjutnya harus melewati support di area 4.4025 hingga mencapai kisaran 3.950. Sementara tahanan atasnya atau resistance berada di 4.250 menuju 4.400.

Indikator Commodity Channel Index (CCI) sebagai sinyal beli (buy) dan jual (sell) menunjukkan titik jenuh jual, maka kecenderungan untuk rebound masih ada.

Sementara pola batang lilin (candlestick) juga terpantau membentuk full body bearish yang lebih panjang dari bar sebelumnya.

Sumber: cnbcindonesia.com