Media pemerintah China, China Aviation News, melaporkan uji coba teknologi senjata baru itu dilakukan di sebuah gurun di wilayah otonomi Mongolia Dalam pada akhir Juni lalu.
Media itu menuturkan rudal tersebut ditembakkan dari sebuah helikopter yang tengah terbang dan mengenai sasaran yang dituju.
Hingga kini, nama rudal itu belum diungkap militer China. Namun, China Aviation News menuturkan rudal itu merupakan senjata yang siap sedia, berarti dapat digunakan dan diluncurkan kapan saja dari jarak yang memungkinkan personel menghindari pertahanan lawan.
Menurut media tersebut, rudal ini merupakan yang pertama dari jenisnya yang dimiliki militer China.
Dilansir The South China Morning Post, rudal tersebut dikembangkan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Helikopter China, anak perusahaan Aviation Industry Corporation of China.
China Aviation News mengatakan proyek pembuatan rudal ini sempat tertunda karena pandemi virus corona (Covid-19), namun saat ini sudah kembali sesuai jadwal.
Jika telah berfungsi penuh, rudal baru ini bisa menggantikan rudal anti-tank AKD-9, AKD-10, rudal anti-kapal YJ-9 yang selama ini digunakan militer China.
Rudal baru ini juga bisa digunakan dengan berbagai jenis helikopter sehingga mirip dengan teknologi rudal Amerika Serikat Hell-114 "Hellfire".
Selama ini, China telah memiliki rudal TY-90 buatan sendiri yang kerap digunakan dalam pertempuran udara dengan menggunakan helikopter. Kombinasi rudal baru dan rudal TY-90 disebut sejumlah analis mampu meningkatkan kekuatan angkatan udara China PLA Ground Force, terutama armada helikopternya.
Pasukan itu memiliki beberapa jenis helikopter serang, termasuk Z-10 dan Z-20, yang diproduksi dalam negeri, dan Z-19 yang dimodifikasi dari pendahulunya Z-9 menjadi mirip helikopter militer Prancis "Dolphin". (cnn)
