Jokowi Sebut Vaksinasi Dimulai Januari, Berapa Kebutuhan Vaksin Corona di RI?

BERITA TERKINI - Presiden Jokowi menyampaikan pemberian vaksin corona akan dimulai pada Januari 2020. Ia berharap dengan masyarakat mendapatkan vaksin ini, maka situasi Indonesia akan kembali normal seperti sebelum pandemi corona.

"Ini pasti ada akhirnya kok. Tinggal vaksin sudah ketemu, perkiraan nanti kira-kira bulan Januari sudah mulai vaksinasi nanti, itulah namanya kita akan kembali situasi sebelum pandemi," kata Jokowi kepada sejumlah pedagang yang menerima Bantuan Modal Kerja di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (19/8).

Jokowi mengungkapkan, saat ini uji klinis vaksin corona sedang berlangsung di Bandung, Jawa Barat, dan akan diikuti seribuan relawan.

Presiden Joko Widodo (kiri) meninjau fasilitas produksi dan pengemasan Vaksin COVID-19 di PT Bio Farma (Persero) Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8). Foto: Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden
Uji klinis ini dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, BUMN Bio Farma, dan perusahaan asal China, Sinovac Biotech. Serta, melibatkan 1.620 relawan yang disuntikkan vaksin ini.

"Satu saat nanti kita akan kembali ke normal. Kita baru proses vaksin, baru selesai uji klinis ke 3, sudah dicoba ke relawan manusia. Kita harapkan syukur kalau doa bapak ibu, maju bisa lebih cepat, tidak Januari, tapi lebih cepat bisa. Alhamdulillah kita syukuri," ujarnya.

Lantas, sebenarnya berapa kebutuhan vaksin corona di Indonesia?

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Menristek Bambang Brodjonegoro pada Juli lalu mengungkapkan Indonesia akan memproduksi sekitar 300 juta dosis vaksin corona. Sebab, pertimbangannya Indonesia memiliki jumlah penduduk lebih dari 260 juta penduduk, dan membutuhkan tambahan bagi warga yang butuh vaksin lebih dari sekali.

"Yang paling penting, karena kita 260 juta penduduk dan hitung kemungkinan booster, jadi belum tentu [yang] divaksin belum punya imun, jadi harus buat di atas 300 juta dosis [lebih dari 1 kali vaksin]," kata Bambang dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Selasa (14/7).

Bambang menuturkan saat ini hampir semua negara tengah berlomba mengembangkan vaksin corona. Indonesia juga tak mau kalah, dengan mengerahkan peneliti-peneliti andal dari universitas, lembaga penelitian, swasta, hingga diaspora peneliti Indonesia yang berada di luar negeri.

Botol kecil yang nantinya bakal digunakan untuk wadah vaksin corona. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
"Karena Indonesia negara besar dengan penduduk 260 juta tentunya kebutuhan vaksinnya perkiraan awal perkiraan vaksin bisa di atas 300 juta ampul," tutur Bambang.

"Tentunya Indonesia tidak boleh ketinggalan dan Indonesia tidak boleh tergantung sepenuhnya kepada vaksin yang dihasilkan negara lain," imbuhnya.

Selain itu, Jokowi sebelumnya menyampaikan vaksin corona yang telah berhasil diproduksi akan diprioritaskan bagi kelompok rentan. Terutama bagi mereka yang berada di zona merah, dan tenaga medis juga mendapatkan prioritas.

Kebutuhannya kita hitung ada 347 juta vaksin karena satu orang bisa tidak hanya sekali. Orang yang sudah divaksin, bisa mental lagi, jadi harus divaksin lagi. Tahun depan kita perkirakan produksi 170 juta vaksin," tegas Jokowi, Senin (13/7).

Tak hanya Bio Farma dan Sinovac, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman juga tak ketinggalan mengembangkan kandidat vaksin corona, yang diberi nama Merah Putih. Vaksin buatan anak bangsa ini kini masih dalam tahap uji protein rekombinan, dan jika sukses akan diuji ke hewan.

Vaksin Merah Putih ini ditargetkan akan rampung dan siap edar pada pertengahan 2021 mendatang.

"Kita harapkan Vaksin Merah Putih ini juga akan segera selesai dan diperkirakan ini akan bisa diselesaikan nanti di pertengahan tahun 2021," tutup Jokowi.

sumber: kumparan