Berita Terkini, TEMBILAHAN - Sempena peringatan Hari Mangrove di Desa Belaras Barat, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Maskot Rajalesa akan dipersembahkan oleh Yayasan Bangun Desa Payung Negeri (BDPN).
1. Latar Belakang
Sempena peringatan Hari Mangrove Sedunia yang digelar di Desa Belaras Barat Tahun 2025, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, masyarakat akan menyaksikan peluncuran resmi Maskot RAJALESA, singkatan dari Rajawali Penjaga dan Pelestari Alam.
Peluncuran ini merupakan momen penting yang menandai semangat kolektif warga pesisir untuk melindungi ekosistem mangrove, yang tidak hanya menyimpan kekayaan hayati, tetapi juga menjadi benteng alami dari krisis iklim, abrasi, dan kerusakan pesisir. Desa Belaras Barat dipilih karena perannya yang strategis sebagai garda depan ekologi pesisir Riau.
2. Mengapa Maskot RAJALESA Diperlukan
RAJALESA hadir sebagai tokoh edukatif dan simbol kolektif yang dirancang untuk:
- Menguatkan kampanye pelestarian lingkungan yang menjangkau generasi muda.
- Menjadi alat komunikasi visual dan budaya dalam pendidikan ekologi.
- Menumbuhkan kedekatan emosional antara masyarakat dan alam sekitarnya.
- Di tengah ancaman perubahan iklim, provinsi Riau—dengan wilayah pesisir dan mangrove yang luas, memerlukan pendekatan yang komunikatif, menggerakkan partisipasi rakyat, dan membangun kesadaran sejak dini.
3. Filosofi dan Desain RAJALESA
RAJALESA digambarkan sebagai seekor rajawali yang gagah dan penuh makna:
Perisai “SAVE MANGROVE” di dada: simbol perlindungan dan keteguhan.
Berdiri kokoh di pinggir sungai berlatar hutan mangrove: menggambarkan habitat asli pesisir Riau.
Ikat kepala merah putih: semangat nasionalisme, keberanian, dan perjuangan rakyat menjaga alam.
Ekspresi tegas namun bijak: mencerminkan sikap terhadap ancaman dan harapan.
RAJALESA bukan sekadar maskot, tetapi penyambung pesan-pesan ekologi yang hidup, lokal, dan mengakar di hati masyarakat pesisir.
4. Persembahan dari Yayasan BDPN
RAJALESA merupakan persembahan dari Yayasan Bangun Desa Payung Negeri (BDPN), sebuah lembaga rakyat berbasis di Provinsi Riau yang telah lama konsisten mendampingi masyarakat desa dan pesisir dalam memperjuangkan lingkungan hidup, kedaulatan ekonomi, dan pendidikan.
Lima program utama BDPN antara lain:
✅ Lawan Krisis Iklim
Gerakan edukasi dan aksi nyata dalam pelestarian mangrove, gambut, dan hutan rakyat. Termasuk inisiator Peringatan Hari Mangrove Sedunia di Riau, sejak 2020.
✅ Pesona Rakyat (Perhutanan Sosial dan Reforma Agraria)
Pendampingan masyarakat desa untuk memperoleh dan mengelola wilayah kelola hutan dan agraria secara adil dan lestari.
✅ 12Project (Dukung Wajib Belajar 12 Tahun)
Membantu anak-anak putus sekolah kembali belajar dan mengembangkan Pesantren Ekologi berbasis Islam dan lingkungan.
✅ Tangguh Berdaya (Nelayan Tangguh, Petani Berdaya)
Meningkatkan kemandirian ekonomi dan kapasitas petani-nelayan melalui koperasi, pertanian lestari, dan perlindungan ekosistem pesisir.
✅ Bangun Desa Academy
Sekolah rakyat untuk membentuk pemimpin desa yang paham tata kelola pemerintahan dan memiliki wawasan ekologis.
BDPN percaya bahwa RAJALESA adalah medium transformasi nilai-nilai menjadi gerakan rakyat yang hidup dan berkelanjutan.
5. RAJALESA dan Generasi Muda: Dari Belaras Barat untuk Dunia
Peluncuran RAJALESA di Hari Mangrove Sedunia 2025 bukan hanya simbolis, tapi menjadi pernyataan bersama bahwa:
"Gerakan menjaga alam dimulai dari desa"
✅ Pendidikan lingkungan harus menyentuh sejak dini.
✅ Perubahan besar lahir dari langkah-langkah kecil yang konsisten.
RAJALESA diharapkan menjadi ikon pelestarian yang dapat berkembang ke desa-desa lain di pesisir Riau dan menjadi model nasional bahkan global.
6. Penutup: Komitmen Bersama Menjaga Pesisir
RAJALESA adalah simbol harapan, pelindung mangrove, dan penyemangat generasi penjaga bumi. Ia milik semua orang yang mencintai alam dan berkomitmen menjaga masa depan.
"Mangrove Tumbuh, Bumi Teduh"
RAJALESA, Jaga Alam Kita, Dari Riau untuk Iklim Dunia.***