Berita Terkini, PEKANBARU – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mencatat luas tutupan hutan kini tersisa sekitar 4,9 juta hektare dari total luas wilayah 8,9 juta hektare.
Data tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Syahrial Abdi, saat membuka konsultasi publik ke-II penyusunan Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (RIP-KH) dan Profil Taman Kehati Daerah Provinsi Riau Tahun 2025.
“Data menunjukkan bahwa tutupan hutan di Provinsi Riau saat ini tersisa sekitar 4,9 juta hektare dari total luas wilayah 8,9 juta hektare. Angka ini memperlihatkan betapa pentingnya menjaga keberlanjutan fungsi ekologis hutan dan kawasan konservasi,” ujarnya, di Hotel Bono Pekanbaru, Selasa (11/11/2025).
Syahrial menjelaskan, kualitas lingkungan hidup di Riau juga masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan data tahun 2024, Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Provinsi Riau tercatat sebesar 65,32, dengan target peningkatan menjadi 70,00 pada akhir periode RPJMD 2029.
Sementara itu, Indeks Ekonomi Hijau berada di angka 56,71 dan ditargetkan naik menjadi 65,00.
Ia menegaskan, pencapaian target tersebut memerlukan kerja sama lintas sektor dan penguatan koordinasi antara perencanaan tata ruang, konservasi sumber daya alam, serta pembangunan ekonomi rendah emisi.
“Capaian ini hanya dapat diwujudkan melalui pendekatan pembangunan yang terpadu lintas sektor,” tegasnya.
Syahrial menyebutkan, penyusunan RIP-KH menjadi langkah strategis karena berfungsi sebagai panduan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program pengelolaan keanekaragaman hayati di Riau.
“Konsultasi publik ini merupakan bagian dari proses penajaman substansi dokumen RIP-KH dan Profil Taman Kehati Daerah,"
"Hasil forum diharapkan mampu memperkuat arah kebijakan lingkungan hidup Provinsi Riau agar lebih sinkron dengan kebijakan nasional dalam kerangka pembangunan rendah karbon dan ekonomi hijau,” pungkasnya.***(rls)