Dianiaya Brimob saat Liput Aksi 22 Mei, Jurnalis CNN Indonesia Lapor ke Propam Polri

Dianiaya Brimob saat Liput Aksi 22 Mei, Jurnalis CNN Indonesia Lapor ke Propam Polri
Berita Terkini - Jurnalis CNN Indonesia TV, Budi Tanjung resmi mengadukan kasus dugaan penghalangan kerja jurnalistik dan kekerasan pada saat melakukan peliputan aksi 22 Mei, ke Propam Mabes Polri. Dalam laporannya, Budi didampingi tim divisi legal dari perusahaan medianya itu.

"Kami melaporkan pengaduan atas tindakan kekerasan yang saya alami pada waktu itu. Karena bagi kaum jurnalis tidak satu pun menghendaki kekerasan terhadap wartawan," kata Budi usai melapor di Propam Mabes Polri, Jakarta, Selasa (28/5/2019).

Budi menjelaskan, peristiwa kekerasan oleh oknum Brimob itu terjadi di kawasan Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat sekira pukul 02.00 WIB. Awalnya, kericuhan terjadi di Pasar Tanah Abang, karena sudah tidak kuat menahan gas air mata, Budi memutuskan bergeser menuju warung kecil di depan gereja GKI Jalan Wahid Hasyim.

Di saat beristirahat itu, ia melihat ada seorang pelaku kerusuhan yang diamankan seorang anggota Brimob dan berusaha untuk merekam momen tersebut menggunakan ponselnya.

"Tidak lama kemudian ada lagi pelaku kerusuhan yang diamankan kembali saya rekam lagi tapi saat saaya ambil gambar tiba tiba ada anggota Brimob langsung melakukan pemukulan, tendangan, dengan beringasnya terhadap pelaku kerusuhan, yang sebenarnya menurut saya sudah tidak berdaya tidak berbuat apa-apa karena sudah di piting petugas," ujarnya.

Ternyata, saat itu ada anggota Brimob yang melihat dirinya merekam saat pemukulan tersebut. Mereka pun langsung berteriak dan menghampirinya yang sedang merekam. Salah seorang oknum anggota Brimob denga beringas tersebut merampas ponsel Budi dan memintanya untuk menghapus rekaman tersebut, meski sudah mengaku sebagai wartawan.

"Saya berusaha mempertahankan HP saya tapi karena pada waktu yang bersamaan ada yang memukul dari samping, bahkan salah satu teman saya Aziz yang melihat kronologi kejadian saya diperlakukan seperti itu. Saya juga sudah berteriak dua kali saya wartawan saya wartawan, tapi merkea tidak peduli mereka tetap beringas memukul dan merampas dan diminta untuk hapus semua," tuturnya.

Budi memaklumi jika dirinya menjadi korban ketika melakukan peliputan di wilayah yang terjadi konflik. Sayangnya, saat itu ia justru menghindari kawasan tersebut dan mencari tempat aman, namun tetap mendapat penganiayaan.

"Saya waktu itu tidak tidak berada di lokasi chaos artinya apa pun bisa terjadi disana, tapi kejadian itu terjadi di jalan yang sepi tapi mereka tidak peduli meski saya sudah mengaku wartawan. Kami berharap pimpinan Polri bisa mengusut tuntas kasus-kasus yang saya alami dan teman-teman lainnya," tuturnya.

Adapun terkait pengaduan sendiri, pihak Propam sudah menerima pengaduan tersebut namun demikian ada beberapa administrasi yang masih perlu dilengkapi. "Mereka sudah menerima pengaduan kita hanya saja ada sedikit administrasi yang harus kami lengkapi dan itu akan kami segera lengkapi hari ini dan hari ini juga kami serahkan kepada mereka," katanya. [okz]