Survei UNICEF: 70 Persen Anak Percaya Pemerintah Bisa Tangani Covid-19, Tapi...

BERITA TERKINI - Lembaga Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa atau bisa disebut UNICEF (United Nations Children's Fund) melakukan survei kepada ribuan anak-anak Indonesia terkait isu Covid-19.

Spesialis Komunikasi Perubahan Perilaku, UNICEF, Rizky Ika Syafitri mengatakan, survei ini dilakukan pada awal Februari, ketika kasus Covid-19 belum muncul di Indonesia, namun sudah menyebar di berbagai belahan dunia.

"Kami melakukan inisiatif untuk melakukan sebuah jejak pendapat melalui platform yang dikelola oleh UNICEF bernama You Report gimana sudah ada lebih dari 100 ribu anak muda yang tergabung di sana," kata Rizky Ika Syafitri dalam jumpa pers, di Gedung Graha BNPB, Mayraman, Jakarta Timur, Sabtu (11/4).

Dari 100 ribu anak yang tergabung dalam You Report tersebut, UNICEF menjaring 4 ribu responden anak-anak usia 16 sampai dengan 18 tahun. Di mana di dalamnya terdapat responden anak laki-laki dan perempuan yang jumlahnya seimbang.

Mereka pun menjawab sejumlah pertanyaan secara sukarela. Karena, dalam survei bulan Februari itu UNICEF melemparkan sejumlah pertanyaan yang menarik perhatian ribuan anak-anak tersebut.

"Yang cukup menarik adalah hampir 25 persen anak bahkan tidak tahu sama sekali tentang Covid-19 saat itu (bulan Februari) ya, hasil survei menunjukkan seperti itu," sebut Rizky Ika Safitri.

Kemudian selain itu, UNICEF juga menanyakan langkah pencegahan penukaran Covod-19. Anak-anak ini pun, dalam hasil survei tersebut, mengaku tahu gejala infeksi viris corona jenis baru ini.

"Sebagian besar tapi tidak tahu cara pencegahan yang benar. Mereka menyebutkan misalnya 34 persen cuci tangan, tapi tidak menyebutkan cuci tangan pakai sabun," jelas lka.

Adapun temuan survei yang menarik lainnya adalah, mayoritas respinden nak-anak ini percaya, bahwa pemerintah sanggup penangani wabah virus yang susah bersifat pandemi glibal ini.

"Ternyata tingkat kepercayaan terhadap pemerintah cukup tinggi, 70 persen anak percaya bahwa pemerintah bisa menangani ini dengan baik," ungkapnya.

Kendati demikian, temuan lainnya dari suvei ini menyebutkan, sekitar 50 sampai 60 persen anak berpikir bahwa informasi yang diberikan pemerintah pada bulan Februari belum mencukupi, untuk membuat mereka bisa melindungi dirinya.

Berdasarkan informasi itu kemudian kami mengembangkan beberapa inisiatif salah satunya adalah dengan membuat chatbot. Jadi chat tapi dijawab otomatis oleh robot begitu ya, tentunya dengan gaya bahasa remaja, anak-anak," papar Ika.

"Di mana, mereka di sana bisa bertanya atau mendapatkan informasi tentang Covid-19 semua, gejalanya, cara pencegahannya bagaimana, dimana rumah sakit rujukan dan lain sebagainya," dia menambahkan. (Rmol)