Media Asing Soroti Demo RUU KUHP dan UU KPK, Kredibilitas Jokowi Disebut Terancam

Media Asing Soroti Demo RUU KUHP dan UU KPK, Kredibilitas Jokowi Disebut Terancam
BERITA TERKINI - Setidaknya sejak Senin (23/9) lalu, gelombang demonstrasi RUU KUHP dan UU KPK terus dilancarkan oleh ribuan mahasiswa dari berbagai wilayah Indonesia. Alhasil, pekan ini berbagai media lokal diwarnai oleh berita demonstrasi mahasiswa.

Rupanya, aksi protes mahasiswa pekan ini tidak hanya menyedot media Indonesia, tetapi juga berbagai media asing ternama. Seperti halnya media di sini, media luar negeri juga ramai-ramai menuliskan berbagai berita terkait dengan demo, termasuk pasal kontroversial RUU KUHP hingga situasi ricuh yang terjadi antara pihak kepolisian dengan para mahasiswa.

Dalam artikelnya yang berjudul 'Indonesia Protests: Police Fire Tear Gas on Third Day of Unrest over Laws to Ban Sex outside Marriage' (Protes Indonesia: Polisi Menembak Gas Air Mata pada Hari Ketiga Protes atas Hukum Larangan Seks di Luar Pernikahan), media populer Inggris, The Independent melaporkan bagaimana ratusan pelajar terlibat bentrok dengan aparat polisi saat melaksanakan aksi demo di Jakarta pada Rabu (25/9) lalu.

"Polisi melepaskan tembakan dengan gas air mata pada pelajar dan aktivis yang kembali turun ke jalan-jalan di Indonesia pada hari Rabu, hari ketiga pada rangkaian protes undang-undang serta reformasi baru yang kontroversial. Ribuan siswa bentrok dengan polisi ketika mereka berusaha mencapai gedung parlemen di Ibu Kota Jakarta, di mana kejadian serupa terjadi pada Selasa (24/9) dini hari, dan (saat itu) menurut pihak berwenang, ada lebih dari 300 orang yang terluka," tulis jurnalis The Independent, Adam Withnall.

Senada dengan The Independent, media ternama Amerika Serikat (AS), Washington Post juga menuliskan bagaimana ricuhnya suasana demo mahasiswa di depan gedung parlemen Jakarta. Washington Post turut menyebutkan bahwa demonstrasi minggu ini adalah tentang tuntutan para mahasiswa terhadap Revisi UU KPK . Tidak hanya itu, media AS ini juga memberitakan bagaimana beberapa pasal kontroversial dalam RUU KUHP telah memicu 'travel advice' atau peringatan perjalanan dari pemerintahan Australia.

"Para kritikus mengatakan RUU KUHP berisi artikel yang melanggar hak-hak perempuan, minoritas agama, lesbian, gay, orang biseksual dan transgender, serta kebebasan berbicara dan berserikat. Revisi yang direncanakan mendorong Australia untuk memperbarui 'travel advice'-nya, memperingatkan wisatawan tentang risiko yang bisa mereka hadapi dari hubungan seks di luar nikah atau gay jika RUU itu disahkan," tulis Washington Post

Menariknya, dalam artikelnya yang berjudul 'Indonesian Students Rally Against Changes to Corruption Law' (Gerakan Pelajar Indonesia Melawan Perubahan Hukum Korupsi), jurnalis Washington Post juga menuliskan bagaimana protes mahasiswa ini teah memengaruhi kredibilitas presiden Joko Widodo.

"Protes yang berfokus pada upaya Indonesia untuk mengubah citranya yang penuh korupsi, telah mengancam kredibilitas Presiden Joko Widodo, yang baru-baru ini memenangkan masa jabatan kedua setelah berkampanye untuk pemerintahan yang bersih," tulis Washington Post.[ak]