Perang Turki-Mesir di Depan Mata, Pangkalan Al-Jufra Bakal Jadi Neraka

BERITA TERKINI - Perang antara militer Turki dan pasukan Mesir diprediksi akan segera meletus. Analisa ini muncul setelah diketahui bahwa militer Turki punya rencana untuk menyerang Pangkalan Udara Al-Jufra yang dikuasai oleh pasukan Tentara Nasional Libya (LNA).

Laporan ini diperoleh VIVA Militer dari media Turki, Ahval News, yang menyebut bahwa pasukan Turki akan segera melancarkan serangan ke Pangkalan Udara Al-Jufra, sebagai target barunya.

Di sisi lain, militer Mesir diyakini akan merespons aksi Turki ini dan Pangkalan Udara Al-Jufra dan wilayah sekitarnya bakal jadi medan perang pasukan kedua negara.

Sementara itu, dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Washington Examiner, rencana serangan militer Turki diyakini adalah langkah untuk menguji pasukan Mesir.

Sebab dalam sejumlah berita VIVA Militer sebelumnya, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, telah memperingatkan kepada Turki bahwa Jufra dan Sirte adalah "garis merah" untuk berbagai intervensi negara asing.

El-Sisi mengancam bakal melakukan tindakan keras bagi siapa pun yang memasuki wilayah itu, termasuk Turki.

"Pemerintah Turki sedang menguji el-Sisi di sini. Mereka mencoba mencari tahu seberapa serius peringatannya," kata Tom Rogan, jurnalis Washington Examiner.

Tak hanya di front Libya militer Turki dan Mesir terlibat perseteruan. Kedua negara juga saling berhadapan di Laut Mediterania Timur. Turki berang setelah Mesir menandatangani kesepakatan maritim dengan Yunani.

Turki mengklaim, kesepakatan pembagian wilayah perairan antara Yunani dan Mesir itu justru melanggar hak teritorialnya.

Di sisi lain, Turki berambisi untuk melakukan eksplorasi minyak dan gas besar-besaran di wilayah Laut Aegea, yang masuk dalam wilayah Yunani. Pengerahan kapal riset Oruc Reis milik Turki, membuat Yunani-Mesir geram dan mengerahkan sejumlah armada tempur lautnya ke Laut Mediterania Timur.

Dalam kacamatanya, Rogan yakin betul baik Turki maupun Mesir takkan ada yang mau mengalah. Rogan menganggap bahwa Turki dan Mesir takkan mundur satu jengkal pun dari Libya.

"Ketegangan meningkat. Baik Turki maupun Mesir sepertinya tidak akan mau mundur," ucap Rogan. (viva)