BERITA TERKINI - Gerhana matahari dan bulan merupakan salah satu tanda kebesaran Allah SWT. Dengan adanya peristiwa ini, diharapkan manusia bisa kembali bersyukur dan berpikir terhadap tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya itu.
Ada beberapa hikmah di balik fenomena alam gerhana matahari atau bulan. Mengutip buku Meneladani Shalat-Shalat Sunnah Rasulullah karya Muhammad bin Umar bin Salim Bazmul, diceritakan dari riwayat Aisyah, bahwa pada masa Rasulullah SAW pernah pula terjadi gerhana matahari. Kemudian, dia mengerjakan shalat sunat bersama orang-orang. Beliau shalat sambil berdiri dan memanjangkan waktu berdirinya, lalu beliau rukuk dan memanjangkan pula rukuknya.
Kemudian, beliau SAW berdiri kembali (bangkit dari rukuknya) dan memanjangkan berdirinya. Hanya saja, pada rukul selanjutnya tidak terlalu panjang seperti ruku’ pertama. Kemudian, beliau bersujud dan memanjang sujudnya dan melakukannya hingga dua rakaat.
Setelah itu, Nabi menyaksikan matahari yang telah muncul kembali. Sesudah itu, beliau memberikan khutbah di depan orang banyak dan memanjatkan pujian dan sanjungan kepada Allah, Diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim, bahwasannya saat itu Nabi SAW bersabda,
“Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua (tanda) dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang dan tidak juga karena kehidupan seseorang. Oleh karena itu, jika kalian melihat hal tersebut, hendaklah kalian berdoa kepada Allah, bertakbir, shalat, dan bersedekah.”
Dengan begitu, bisa disimpulkan bahwa terjadinya gerhana seharusnya mampu menambah keimanan kita dengan melakukan banyak kebaikan seperti berdoa, shalat, dan bersedekah. Di samping itu, di antara hikmah dari shalat gerhana adalah sebagai berikut:
1. Mengingat kebesaran Allah
Melihat gerhana matahari dan bulan secara langsung, artinya kita melihat kebesaran Allah atas peristiwa semesta alam. Dengan begitu, seharusnya seorang muslim semakin percaya atas kuasa-Nya yang begitu besar sehingga bisa menciptakan gerhana matahari sedemikian hebat. Tak hanya itu, Allah juga memberikan gambaran gerhana pada surah al Qiyamah (75) : 7-12.
“Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan (terjadilah gerhana), pada hari itu manusia berkata, “Kemana tempat lari?” Tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhanmu tempat kembali pada hari itu.”
Dengan begitu, seharusnya kita bisa menjadikan fenomena gerhana matahari ini sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dan menyadari betapa kecilnya seorang manusia karena hanya kepada-Nya kita bisa berlindung.
2. Ajang bersosial dan berdoa bersama
Pada peristiwa gerhana matahari terjadi, dianjurkan oleh Nabi SAW untuk melakukan banyak kebaikan, salah satunya dengan shalat sunah berjamaah.
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bi ‘Amr, dia berkata: “Ketika terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah SAW, diserukan ‘Innasshalaati Jaami’atun’(shalat ini dikerjakan dengan berjamaah)”
3. Tanda hari Kiamat
Fenomena alam gerhana matahari, merupakan salah satu tanda datangnya kiamat kelak. Abu Musa al-Asy’ari RA menuturkan, ”Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah SAW. Nabi lantas berdiri takut karena khawatir akan terjadi hari kiamat.” (HR Muslim) [rol]