Samuel F Silaen: Jokowi Good Leader, Kenapa Masih Banyak Yang Nyinyir?

BERITA TERKINI - Kinerja Joko Widodo selama menjabat sebagai presiden dinilai patut diapresiasi. Terlebih di periode kedua ini, Jokowi banyak menggandeng 'lawan politik' untuk turut terlibat dalam pembangunan bangsa.

"Pandangan saya sebagai aktivis, apa yang diperbuat Jokowi dengan menggandeng orang-orang yang tadinya berseberangan lalu dirangkul dengan harapan bisa berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa ini, itu good leader," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana) Samuel F Silaen dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Sabtu (28/12).

Ia menjelaskan, di periode keduanya Jokowi banyak memberikan kejutan dengan menarik pihak-pihak yang berseberangan, seperti halnya Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto ke dalam pemerintahan.

Langkah ini, jelas Silaen, tentu menuai pro dan kontra di tengah masyarakat, khususnya bagi masing-masing pendukung baik yang mendukungnya di Pilpres 2019 maupun yang sebaliknya.

Namun demi bangsa, semua pihak diharapkan bersatu mendukung langkah-langkah yang diambil pemerintah.

"Siapapun yang masuk ke dalam barisan pemerintah tidak lagi berpikir sempit. Harus berpikir memajukan negara ini agar rakyatnya bisa hidup sejahtera dan makmur, supaya tidak ada lagi yang nyinyir kayak Fadli Zon," tegasnya.

"Memang tidak mudah, Presiden Jokowi bukan malaikat yang bisa dia kerjakan sendiri. Makanya dia butuh pembantu yakni kabinet, stafsus, dan para direksi ataupun komisaris di BUMN yang semuanya 'diorkestra' untuk memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara," tegasnya.

Di sisi lain, rakyat di berbagai daerah juga dianggap sudah merasakan kehadiran presiden melalui pembangunan infrastruktur. Oleh karenanya, ia berharap pihak-pihak yang telah bergabung ke dalam pemerintahan bekerja secara team work dan tidak berpikir partisan, melainkan produktif demi kemaslahatan masyarakat.

"Jangan kalau buruk selalu ditimpakan ke Jokowi, tapi kalau ada yang bagus banyak oknum merasa paling berjasa dan lain-lain. Pikiran itu harus dibuang jauh agar tidak ria," tandas Silaen. [rmo]