Virus Corona Dirumorkan karena 'Senjata Biologis' China Bocor, Pakar Biologi Beri Peringatan Begini

BERITA TERKINI - Virus Corona dirumorkan terjadi lantaran adanya kebocoran laboratorium patogen di Wuhan, China.

Bahkan, rumor berkembang menjadi bocornya 'senjata biologi' China.

Menanggapi rumor tersebut, Analis Kebijakan Publik Instrat, Sidrotun Na'im meminta agar masyarakat jangan percaya dengan rumor yang belum pasti buktinya.


Hal itu diungkapkan saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia Malam tvOne pada Senin (27/1/2020).

Na'im menilai, agak aneh jika memang itu senjata biologis justru mengarah ke warganya sendiri.
"Wah ini berat ya mbak kalau kita bicara startnya dari senjata biologis."

"Mungkin begini kalau betul ini senjata biologis dari China terus targetnya siapa? Yang kena malah warganya sendiri," ujar Na'im.

Jika kabar soal senjata biologis itu bukan datang dari sumber terpercaya, Naim meminta agar masyarakat menghindari rumor-rumor yang tidak pasti.

"Jadi dan ini bukan dari sumber yang terkonfirmasi ya tentu kita harus menjaga hubungan baik juga, jadi yang rumor-rumor itu kita hindari," saran dia.

Lantas, Na'im mengatakan bahwa tidak semua virus itu membawa dampak buruk.

Banyak virus yang justru digunakan untuk membunuh bakteri.

"Tapi dari perspektif biologi dan virologi yang bisa saya sampaikan, virus itu memang banyak dipakai untuk terapi penyakit," katanya,

"Tentu virus yang menyerang bakteri-bakteri bahaya jadi virus ada manfaatnya," imbuh Na'im.

Kemudian, sekali lagi Naim menegaskan agar orang-orang menghindari rumor-rumor yang belum pasti sumbernya.

"Kembali apakah corona virus ini tahun 2019 ini merupakan senjata biologi yang disengaja menurut saya kita harus meminimalisasi komentar-komentar seperti itu," imbau Na'im.

Menurutnya, seharusnya masyarakat bisa saling menyebar ketenangan terkait masalah Virus Corona yang kini banyak dibicarakan.

Semua orang di dunia harus bisa saling menanggapi dan menangani dengan baik terkait virus yang cepat menyebar tersebut.

"Dan justru memberi ketenangan jadi kita perlakukan kasus ini yang mewabah dan perlu ditangani bersama oleh penduduk dunia," pungkasnya.

Lihat videonya mulai menit ke-1:58:


Ilmuwan AS Pernah Peringatkan soal Kebocoran Laboratorium Observasi Virus di Wuhan

Virus Corona menyebabkan lebih dari 80 orang meninggal dan sekitar 2.761 orang terinfeksi secara global.

Pusat Pengendalian Penyakit di China memastikan wabah Virus Corona akibat satwa liar.

Namun, kini berkembang kabar bahwa Virus Corona muncul akibat bocornya Laboratorium yang mempelajari SARS dan Ebola di Wuhan seperti dikutip dari Daily Mail pada Senin (27/1/2020).

Laboratorium Keamanan Hayati Nasional Wuhan adalah satu-satunya laboratorium di China yang dirancang untuk mempelajari patogen paling berbahaya di dunia seperti SARS dan Ebola.

Labooratorium tersebut telah dibangung di Wuhan sejak 2017.

Menjelang 2018, rupanya para ahli dan ilmuwan biosafety Maryland Amerika Serikat pernah mengatakan bahwa virus bisa saja lolos dari laboratorium.

Para ilmuwan AS itu merasa khawatir lantaran pada 2004, Virus SARS bocor dari laboratorium Beijing.

Laboratorium Keamanan Hayati Nasional Wuhan berada 20 mil jauhnya dari Pasar Makanan Laut Huanan.

Akibat kabar tersebut, masyarakat jadi bertanya-tanya apakah memang ada kebocoran.

Sedangkan para ilmuwan di Pusat Pengendalian Penyakit di China menegaskan bahwa virus itu berasal dari hewan di pasar.


Namun, Ahli Mikrobiologi dari Universitas Rutgers, Dr Richard Erbright mengatakan bahwa saat ini tidak ada alasan untuk mencurigai laboratorium dengan wabah yang telah menyebar.

"Tapi, 'pada titik ini tidak ada alasan untuk mencurigai' bahwa fasilitas (laboratorium) itu ada hubungannya dengan wabah," kata Richard.

Menurutnya diperlukan penelitian lebih lanjut terkait masalah tersebut.

"Di samping bertanggung jawab atas urutan genom penting yang memungkinkan dokter mendiagnosisnya," lanjut Richard.

Sementara itu, laboratorium yang berada di Intistut Virologi Wuhan itu didirikan dengan harapan bahwa China dapat membantu penelitian virus-virus paling bahaya di dunia.

Laboratorium itu disebut memiliki standar tingkat keamanan hayati-4 (BSL-4) atau tingkat biohazard tertinggi.

Sehingga, laboratorium tersebut diklaim sudah memenuhi syarat untuk menangani patogen paling berbahaya di dunia.

Kini, tercatat sudah ada 54 laborotarium BSL-4 yang tersebar di dunia. 

sumber: tribunnews.com