Apa itu Herd Immunity dan Kaitannya dengan Penyembuhan Corona?

BERITA TERKINI - Akhir-akhir ini konsep herd immunity sedang ramai dibicarakan. Herd immunity disebut sebagai salah satu cara yang dapat membantu melawan virus COVID-19.

Herd immunity adalah istilah epidemiologis yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana populasi secara keseluruhan dilindungi dari penyakit. Tergantung pada tingkat orang yang divaksinasi.

Dengan kata lain, herd immunity merupakan kondisi sebagian kelompok manusia yang telah memiliki kekebalan tertentu terhadap sebuah sebuah penyakit. Sehingga diyakini jika dalam sebuah negara herd immunity sudah terbentuk, maka virus Covid-19 akan sembuh dengan sendirinya.

Namun sayangnya, menurut para ahli, konsep ini sangat berbahaya, Bunda. Pada kondisi ini banyak orang yang sudah memiliki kekebalan terhadap penyakit. Kekebalan seseorang dapat muncul kalau dia sudah pulih dari infeksi penyakit atau lewat vaksinasi.

World Health Organization (WHO) mengatakan, tidak ada yang aman sampai semua orang selamat dari virus ini. Akan berbahaya jika sebuah negara mencapai herd immunity.

"Ini adalah penyakit serius, ini adalah musuh publik nomor satu, kami telah mengatakannya berulang-ulang," kata Dr Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO dikutip dari Telegraph.

Menurut Sugiyono peneliti mikrobiologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), herd immunity adalah solusi terakhir. Ini adalah skenario terburuk dalam menangani Corona.

"Herd immunity adalah skenario terburuk sebetulnya, jangan sampai kita terinfeksi semua karena biaya perawatan bisa menjadi lebih mahal," kata Sugiyono dikutip dari Antara News.

Herd immunity membutuhkan jumlah orang yang terinfeksi dan sembuh dalam jumlah besar. Untuk kasus Corona yang belum ditemukan vaksinnya, ini akan menimbulkan risiko besar, Bunda.

Jadi, lebih baik mendorong pencegahan, jangan sampai tertular. Jangan sampai menunggu sakit dulu lalu kebal.

Saat ini, ada dua jenis pencegahan, yaitu farmasi dan non farmasi. Pencegahan farmasi berupa penelitian vaksin dan obat untuk corona. Sedangkan, pencegahan non farmasi berupa menjaga jarak demi menekan angka penularan. (hb/dtk)