BERITA TERKINI – Anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil menilai pernyataan presiden Jokowi untuk berdamai dengan virus Corona merupakan bentuk pengingkaran terhadap kinerja para abdi negara yang telah mengorbankan jiwa dan rajanya untuk keselamatan bangsa Indonesia.
“Kalau berdamai itu maksudnya kita berteman dengan virus corona, itu boleh dibilang kita menisbikan apa yang telah dilakukan para tenaga medis dan pengorbanannya. Kita menihilkan apa yang telah dilakukan oleh TNI dan Polri dalam upaya mendisiplinkan masyarakat,” kata Nasir Djamil sebagaimana dikutip dari Rmol.id (17/5/2020).
“Karena itu, agar publik tidak bingung dan dinilai mengalihkan perhatian terhadap usaha pemerintah menuntaskan Covid-19, maka sangat arif kalau Presiden harus menjelaskan apa maksud berdamai dengan Covid-19 itu,” tegas politikus PKS ini.
Menurut , pernyataan Kepala Negara yang meminta rakyatnya berdamai dengan Covid-19 sangat membingungkan. Ketika semua masyarakat diminta untuk bertahan di rumahnya masing-masing dalam rangka melawan Covid-19, sekarang Presiden justru
Ia mengatakan bahwa pernyataan tersebut sangat membingungkan masyarakat. Pasarnya gombal orang tersebut sangat bertentangan dengan upaya yang dilakukan masyarakat untuk tetap tinggal di rumah demi mengantisipasi penularan Corona. Tapi Jokowi mana mengajak masyarakat berdamai.
“Kalau berdamai itu apakah artinya kita mengalah? Di mana posisi negara agar bisa melindungi warganya? Kalau berdamai itu artinya kita diminta untuk melakukan aktivitas seperti keadaan normal, apa kata dunia?” terang Nasir Djamil.
Diapun minta presiden Jokowi untuk berhenti membuat catatan yang dapat membuat kebingungan. Sekaligus juga minta publik untuk selalu patuh dan taat pada setiap kebijakan pemerintah.
“Jangan lagi membuat bingung publik. Rakyat membutuhkan kerja keras pemerintah. Karena itu kita juga mengharapkan masyarakat membantu pemerintah dengan cara mematuhi aturan dan kebijakan serta imbauan pemerintah secara disiplin dan bertanggungjawab,” pungkasnya.[Brz]