Dikritik karena Terima Bintang Tanda Jasa dari Jokowi, Fadli Zon: Kalau Saya Kembalikan Kurang Sopan

BERITA TERKINI - Mantan Wakil Ketua DPR, Fadli Zon memberikan tanggapan terkait banyaknya pihak yang tidak terima atas penghargaan yang ia terima.

Dilansir TribunWow.com, Fadli Zon bersama Fahri Hamzah sebelumnya mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra Nararya atas jasanya sebagai Wakil Rakyat selama lima tahun.

Meski banyak yang mendapat kritik terkait penghargaan tersebut, Fadli Zon memilih tidak terlalu memikirkan pendapat dari masing-masing orang.

Yang terpenting baginya, hal itu tentu menjadi penghargaan yang luar biasa lantaran diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Mantan Pimpinan DPR Fahri Hamzah dan Fadli Zon, di Istana Negara, Kamis (13/8/2020). Fahri buka suara soal dirinya menerima penghargaan tanda jasa dari Presiden Joko Widodo. (YouTube Sekretariat Presiden)
"Ya bolehlah namanya pendapat kan tapi kan yang memberikan ini kepala negara, jadi kalau nanti kalau saya kembalikan kurang sopan ya," ujar Fadli Zon.

Tak ingin ambil pusing terkait banyaknya kritik yang menilai tidak berhak mendapatkan penghargaan bintang Mahaputra tersebut, Fadli Zon hanya menegaskan bahwa penghargaan yang didapat tidak semata-mata untuk dirinya pribadi.

Melainkan juga untuk masyarakat Indonesia yang selama lima tahun sudah terwakilkan dengan baik.

"Dan lagipula bagi saya ini penghargaan bagi rakyat karena terkait dengan tugas sebagai Pimpinan Lembaga Tinggi Negara, Lembaga Perwakilan Rakyat dan itu kan artinya pengakuan juga terhadap demokrasi," kata dia.

Politisi Partai Gerindra itu juga mengatakan sempat mendapatkan pesan dari orang nomor satu di Indonesia saat ini.

Yakni tidak mempermasalahkan soal adanya perbedaan politik maupun pendapat, yang terpenting adalah tujuan baik untuk bangsa dan negara.

Menurutnya, kondisi tersebut juga mencerminkan bahwa sistem demokrasi di negara ini berjalan dengan baik.

Tadi presiden setelah ada ucapan-ucapan selamat saya dan Pak Fahri diminta untuk tinggal sebentar, diajak ngobrol, diajak bicara secara dadakan, improvisasi kayaknya itu," ungkapnya.

"Disampaikan bahwa walaupun lawan politik, berbeda politik tapi kan persoalan bangsa dan negara kan kita sama," cerita Fadli Zon.

Dan saya kira pernyataan itu tepat gitu ini artinya pengakuan pada demokrasi, ini ada kemajuan," imbuhnya.

Lebih lanjut, sependapat dengan pesan dari Jokowi, Fadli Zon pun berharap perbedaan dalam demokrasi tetap terjaga.

Sehingga siapapun tetap berhak untuk memerikan pendapat, baik dalam bentuk kritik maupun pujian.

"Mudah-mudahan ini akan menjadi tren juga ke depan bahwa demokrasi itu memang harus ada perbedaan, dan kita menanggapi perbedaan itu biasa-biasa saja," harapnya menutup.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin membela soal pemberian bintang jasa kepada dua Mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah dan Fadli Zon.

Diberitakan bahwa Fahri Hamzah dan Fadli Zon diberi Bintang Mahaputra Nararya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pada kesempatan itu, Politisi Demokrat, Ferdinand Hutahaean sempat mengkritik penghargaan kepada dua tokoh itu.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin (kanan) membela soal pemberian bintang jasa kepada dua Mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah (kiri) dan Fadli Zon di acara Dua Sisi tvOne pada Kamis (14/8/2020). (Capture YouTube Talk Show TV One)
Di acara Dua Sisi tvOne pada Kamis (14/8/2020), Ali Ngabalin mengatakan penghargaan ini seperti penghargaan seorang profesor.

"Ya Maha Putra ini sama seperti Maha Guru, guru-guru di kampus itu disebut profesor, profesor itu namanya Maha Guru," ujar Ngabalin

"Oh iya tidak mudah menjadi seorang profesor," timpal Ferdinand.

Ngabalin membela, menurutnya tidak mudah bagi Fadli dan Fahri menjadi Wakil Ketua DPR.

Mereka berikan waktu siang dan malam untuk menyampaikan aspirasi dari rakyat.

"Ya Maha Guru namanya amat terpelajar kalau Maha Putra itu artinya putra terbaik, mereka itu menghabiskan waktu lima tahun memimpin parlemen."

"Saya punya pengalaman menjadi anggota DPR RI lima tahun itu tidak gampang, mengelola DPR, mengelola aspirasi tidak gampang, tidak tahu siang tidak tahu malam," kata Ngabalin.

Selain Fadli dan Fahri, Ngabalin menyebut sebenarnya banyak tokoh lain yang diberikan bintang jasa.

"Itulah negara yang memberikan apresiasi terhadap beliau-beliau ini tidak saja saudara Fadli dan saudara Fahri tetapi kepada juga Mantan Ketua Mahkamah Agung, Wakil Ketua DPD RI."

"Kemudian ada 20 pahlawan kesehatan kita yang luar biasa," jelas Ngabalin.

"Mereka layak," komentar Ferdinand.

Lalu, Ngabalin justru mengatakan bahwa penghargaan itu bisa saja merupakan sudah kehendak Tuhan

"Artinya begini mari kita lihat dari satu perspektif yang negara melihat konseptivity."

Saya mau mengatakan begini Tuhan pasti mengatur kali ini adalah hak dan kewenangan yang diatur oleh negara untuk saudara Fahri, saudara Fadli."

"Besok lusa mungkin saya, saudara Ferdinand," ungkapnya.

Namun, Pria asal Papua ini menolak bahwa penghargaan itu hanya sekedar takdir.

"Takdir," ucap Ferdinand

"Bukan takdir, Ini sudah ada aturan regulasinya," jawab Ngabalin.

Lalu Ngabalin menyinggung bahwa kritikan Fadli dan Fahri selama ini pada pemerintah bukan berarti mereka tidak bisa mendapat penghargaan.

"Ini juga memberikan isyarat bahwa dendam politik dan kritik itu bukan sesuatu yang bejat, kritik itu bukan sesuatu yang mungkar untuk kepentingan demokrasi dan pemerintahan," sambungnya.

sumber: tribunnews.com