Berita Terkini, KEPULAUAN RIAU - Cuaca buruk menghambat pelayaran kapal penumpang di banyak perairan Indonesia. Kendala ini pula yang dihadapi tim motoris Jelajah Kebangsaan Wartawan-Persatuan Wartawan Indonesia (JKW-PWI).
Rencana tim untuk berlayar dari Kepulauan Riau ke Pulau Kalimantan hari ini (Rabu, 1/12/2021) tampaknya kembali tertunda. Para motoris menerima kabar tidak menyenangkan ini kemarin.
Senin (29/11/2021) malam, tim sudah merapat di Tanjung Pinang, Mereka langsung mencari informasi kapal yang akan berlayar dari Pelabuhan Tanjung Uban menuju Pelabuhan Sintete di Kalimantan Barat.
Tim menginap di Hotel Lumba-Lumba yang telah disiapkan oleh sponsor. Telah menunggu di sana adalah pihak dari Ban Kingland yaitu Herman Jasa Saputra selaku Supervisor Kingland Batam; lalu ada Bahagia selaku Direktur PT Cahaya Eco Indonesia Batam; juga Stefanus Antony Wijaya yang merupakan Direktur PT Niaga Sukses Bintan, Tanjung Pinang.
Esok paginya, tim singgah di toko milik Stefanus Antony Wijaya di Jalan Kijang Lama Nomor 7. Persis di Belakang Ruko Bangunan Center Point, Tanjung Pinang. Setiba di sana, informasi tak sedap itu datang.
Kapal Bahtera Nusantara batal berlayar hari ini. Antony menerima kabar dari seseorang bernama Edo, yang katanya komoder kapal itu.
“Cuaca di lautan buruk. Bagaimana ini?” ucap satu-satunya motoris wanita dalam tim, Yanni Krishnayanni, menirukan Antony.
“Seketika kami semua lemas,” imbuhnya.
Antony berinisiatif menelpon koleganya untuk mencari informasi lebih jauh ke Pelabuhan Kijang. Informasinya ada kapal Pelni khusus penumpang, yang akan berlayar ke Sintete pada sore hari.
Empat kuda besi tunggangan tim JKW-PWI ditinggal. Mereka menggunakan satu mobil ditemani Herman Jasa Saputra segera menuju pelabuhan Kijang. Sekitar tengah hari tiba di Pelabuhan Kijang, loket belum dibuka. Tidak seorang juga yang bisa dimintai informasi.
Antony dan Herman, sibuk menelepon siapa pun jaringan yang bisa memberi informasi. Tetap saja tidak ada titik cerah.
Tim menyambangi Kantor Pelni yang berada di jalan A. Yani, Tanjung Pinang. Jawaban yang didapatkan justru menambah keruwetan. Tes PCR menjadi syarat utama untuk menyeberang.
Mobil melaju kembali ke kantor Antony, tempat motor dititipkan. Dua motoris PWI, Agus Blues dan Indrawan Ibonk, memutuskan ke Pelabuhan Tanjung Uban, demi mendapatkan informasi lebih detail. Dua rekan lainnya, Sonny Wibisono dan Yanni, kembali ke Hotel Lumba Lumba.
Menjelang sore, tim menerima foto surat Berita Acara Pengalihan Rute Kapal yang dirilis pihak ASDP. Isinya pemberitahuan cuaca buruk. Gelombang laut diperkirakan 2.5 hingga 4 meter, dengan kecepatan angin 30 hingga 40 knot yang akan terjadi mulai 30 November hingga 7 Desember 2021.
"Tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sekali lagi terbukti, manusia cuma bisa berencana, alam yang menentukan. Jalan alternatif lainnya adalah terbang dengan pesawat, tapi nasib motor bagaimana? Mau tidak mau, tim harus menunggu,” ucap Yanni.
Ada cerita di setiap kilometernya. Jadi, inilah kisah perjalanan di kilometer 5.321. Tim harus menanti cuaca membaik untuk bisa memasuki Kalimantan.
Benar pula nasihat yang bilang ada peluang di balik bencana. Empat motoris punya waktu agak panjang untuk merenggangkan otot-otot badan.
Sambil terus berdoa agar cuaca cepat membaik, hari ini tim JKW-PWI mengisi waktu dengan berkunjung ke Pulau Penyengat yang bersejarah, serta destinasi wisata lain di Tanjung Pinang.***(rls)